Akibat konflik intoleransi Agama menimbulkan dampak bagi perempuan
Akibat konflik intoleransi Agama menimbulkan dampak bagi perempuan
Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyatakan, konflik intoleransi agama menimbulkan dampak berkepanjangan bagi perempuan. Sebab, korban perempuan memiliki kerentanan khusus dibandingkan korban laki-laki.
Meskipun korban laki-laki juga mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang sama, namun perempuan berhadapan dengan kerentanan khusus akibat peran gender yang dimainkannya baik dalam perannya sebagai perempuan, istri, ibu dan sebagai anggota masyarakat," tulis Komisioner Komnas Perempuan dalam laporannya, Rabu (23/5/2018).
Komnas Perempuan pun menjelaskan beberapa kekerasan yang dialami perempuan karena konflik berbasis keyakinan. Pertama, perempuan mengalami kekerasan fisik, psikis, dan seksual.Ini antara lain pemaksaan perceraian, kawin gantung karena beda keyakinan, ancaman perkosaan, stigma, dan pelabelan sebagai perempuan tidak baik saat antar anak ke sekolah.
Kedua, perempuan kehilangan rasa aman, ketakutan gagal melindungi anak-anak. Mereka pun khawatir akan pendidikan serta masa depan anak-anak. Ketiga, terkoyaknya relasi sosial baik dalam konteks keluarga maupun tetangga sebagai ruang sosial perempuan.
Kemudian, perempuan mengalami gangguan kesehatan utamanya kesehatan reproduksi.Perempuan pun mengalami kesulitan mengakses bantuan Pemerintah dan Hak-hak Adminduk seperti KTP, akte nikah, akte lahir, dan sebagainya. Mereka juga kehilangan mata pencaharian dan tercerabutnya sumber-sumber penghidupan, termasuk pemindahan tempat kerja ke wilayah yang jauh dan sulit mendapatkan mata pencaharian.
Terakhir, kondisi permukiman yang buruk karena tinggal di pengungsian yang sempit dan tidak manusiawi. Komnas Perempuan melakukan pemantauan terhadap berbagai kasus Ahmadiyah di NTB, dan juga yang terjadi di wilayah lainnya di Indonesia seperti di Manis Lor, Jawa Barat, Cikeusik, Bekasi, dan NTB.
No comments