Breaking News

FBI Kantongi Rekaman Trump soal Uang Tutup Mulut Model Playboy

FBI Kantongi Rekaman Trump soal Uang Tutup Mulut Model Playboy

FBI Kantongi Rekaman Trump soal Uang Tutup Mulut Model Playboy

DetikGadis - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terekam secara diam-diam sedang membahas pembayaran uang tutup mulut untuk seorang model Playboy yang pernah menjadi selingkuhannya. Pembahasan itu terjadi sekitar dua bulan sebelum pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2016. 




Seperti dilansir AFP, Sabtu (21/7/2018), rekaman percakapan Trump dan mantan pengacaranya pribadinya, Michael Cohen, kini ada di tangan Biro Investigasi Federal (FBI). Rekaman suara itu direkam secara diam-diam oleh Cohen. Trump tidak menjawab wartawan saat ditanya soal rekaman percakapan dengan Cohen itu, pada Jumat (20/7) waktu setempat. 

Media ternama AS, New York Times (NYT), menjadi yang pertama melaporkan keberadaan rekaman percakapan Trump-Cohen itu. Dengan mengutip keterangan para pengacara dan sumber yang memahami kasus ini, NYT melaporkan bahwa FBI telah menyita rekaman percakapan itu dalam penggerebekan di kantor Cohen beberapa waktu lalu. Cohen saat ini belum ditangkap maupun didakwa. 

Penggeledahan oleh FBI dilakukan atas perintah rujukan dari penasihat khusus Robert Mueller, yang sedang menyelidiki dugaan intervensi Rusia dalam pilpres 2016 dan apakah tim kampanye Trump berkolusi dengan Rusia. 

Departemen Kehakiman AS menyatakan Cohen sedang diselidiki atas rentetan tindak pidana terkait serangkaian praktik bisnisnya. Secara khusus, jaksa AS juga tertarik pada pembayaran yang pernah dilakukan Cohen, mewakili Trump, kepada wanita-wanita yang pernah menjalin hubungan gelap dengan Trump. 

Salah satunya adalah Karen McDougal yang mantan model majalah pria dewasa, Playboy. Dia mengklaim pernah menjalin hubungan gelap selama berbulan-bulan dengan Trump. Hubungan itu terjalin setelah keduanya bertemu tahun 2006, atau sesaat usai Melania, istri Trump, melahirkan anaknya, Barron. Dalam wawancara dengan CNN, McDougal mengungkapkan bahwa Trump pernah mencoba membayar dirinya untuk seks. 

Pembayaran uang tutup mulut yang disertai perjanjian hitam di atas putih, sebenarnya tidak melanggar hukum. Namun otoritas federal fokus menyelidiki apakah pembayaran uang tutup mulut yang dilakukan menjelang pilpres 2016 itu melanggar Undang-undang Dana Kampanye AS. 




Dilaporkan Wall Street Journal bahwa percakapan antara Trump dan Cohen yang direkam September 2016 itu membahas soal pembelian hak untuk kisah McDougal, yang sebulan sebelumnya telah dijual kepada tabloid The National Enquirer seharga US$ 150 ribu. 

Usai membeli hak untuk mempublikasikan kisah McDougal soal hubungannya dengan Trump, The National Enquirer sengaja 'menguburnya' dan mencegahnya tersebar ke publik. Bos induk perusahaan American Media yang merupakan pemilik tabloid itu diketahui merupakan teman Trump.

Laporan soal rekaman percakapan yang diulas media-media AS memicu pertanyaan soal mengapa tim kampanye Trump sebelumnya menyangkal tak tahu-menahu soal kesepakatan antara McDougal dan American Media. Trump sebelumnya menyangkal pernah berhubungan dengan McDougal.

Menanggapi hal ini, pengacara Trump, Rudy Giuliani, mengklaim kliennya tidak melakukan kesalahan apapun dalam rekaman itu. Dalam keterangannya, Giuliani mengonfirmasi bahwa rekaman percakapan Trump-Cohen itu memang ada.

Namun menurut Giuliani, rekaman audio dengan durasi kurang dari 2 menit itu tidak mengindikasikan Trump mengetahui sejak awal oleh kesepakatan antara McDougal dan American Media. "Itu (rekaman-red) membantu kami, bukannya melukai kami," sebut Giuliani.

Selain McDougal, Trump melalui Cohen juga diketahui telah membayar uang tutup mulut kepada bintang porno AS, Stormy Daniels alias Stephanie Clifford. Cohen telah mengakui dirinya membayarkan uang tutup sebesar US$ 130 ribu kepada Daniels sesaat sebelum pilpres 2016, agar dia bungkam soal hubungannya dengan Trump. 

Pengacara Daniels, Michael Avenatti, mengklaim ada banyak rekaman semacam dan mendorong Cohen untuk merilis semuanya ke publik. "Semuanya harus dirilis demi kebaikan publik Amerika," tegas Avenatti kepada CNN.


No comments