Bawa Pistol Mainan, Pria Down Syndrome Ditembak Mati Polisi Swedia
Bawa Pistol Mainan, Pria Down Syndrome Ditembak Mati Polisi Swedia
DetikGadis - Seorang pria pengidap Down Syndrome ditembak mati oleh polisi Swedia karena memegang senjata mainan. Akibat insiden ini, para polisi Swedia yang menembak pria itu diselidiki oleh jaksa setempat.
"Ini merupakan insiden sangat tragis dan saya memahami banyak orang menginginkan jawaban dengan cepat," ucap ketua tim jaksa setempat, Martin Tiden, yang memimpin penyelidikan terhadap personel kepolisian Swedia, seperti dilansir AFP, Sabtu (4/8/2018).
Pria bernama Eric Torell yang berusia 20 tahun itu tewas ditembak polisi yang berpatroli di kawasan permukiman Vasastan, Stockholm, pada Kamis (2/8) dini hari, sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Saat penembakan terjadi, Torell sedang kabur dari rumah sambil membawa sebuah pistol mainan.
"Pria itu memegang objek yang mirip dengan sebuah senjata yang diinterpretasikan polisi sebagai situasi darurat dan melepas tembakan," sebut jaksa Tiden.
Setidaknya tiga personel kepolisian tengah diselidiki atas dugaan pelanggaran dalam tugas. Media lokal Swedia, Daily Aftonbladet, melaporkan tiga polisi itu menembak Torell hingga menewaskannya.
Oleh keluarganya, Torell yang mengidap autisme dan Down Syndrome ini disebut memiliki kemampuan intelektual setara bocah usia 3 tahun dan memiliki kesulitan komunikasi.
Identitas ketiga personel kepolisian yang diselidiki itu tidak diungkap ke publik. Kantor jaksa setempat hanya mengonfirmasi bahwa ada 'lebih dari satu polisi yang melepaskan tembakan dengan senjata tugasnya'.
Vasastan merupakan wilayah yang rata-rata ditinggali warga berpenghasilan menengah ke atas. Wilayah ini tergolong jarang dilanda tindak kejahatan dan aksi penembakan, yang biasanya melanda wilayah pinggiran Stockholm.
"Kami sungguh hancur... Kami sangat terkejut," ujar ibunda Torell, Katarina Soderberg, kepada Aftonbladet. "Dia tidak mampu memberikan ancaman. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah memberi pelukan dan ciuman," imbuhnya.
Ditambahkan ayah Torell, Rickard, bahwa putranya itu tergolong sering kabur dari rumah. Namun Rickard tak habis pikir mengapa polisi menembak putranya. "Mereka menyebut dia (Torell) membawa replika senjata. Itu tidak benar. Itu hanya miniatur senjata maninan untuk anak 5 tahun... murah dan terbuat dari plastik," sebutnya.
"Bagaimana bisa tidak ada alternatif lain selain menembaknya hingga tewas? Kenapa bukan tembakan peringatan?" timpa ibunda Torell.
No comments