Breaking News

Kisah ATC Hubungi Pilot, Tapi yang Terdengar: PR Nomor 3 Isine Opo?

Kisah ATC Hubungi Pilot, Tapi yang Terdengar: PR Nomor 3 Isine Opo?

Kisah ATC Hubungi Pilot, Tapi yang Terdengar: PR Nomor 3 Isine Opo?

DetikGadis - Penggunaan alat komunikasi dengan menggunakan frekuensi tidak berizin dilarang karena bisa membahayakan penerbangan. Balai Monitor (Balmon) Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Yogyakarta pernah mengalami kisah unik dan mengagetkan saat melacak komunikasi yang mengganggu penerbangan pesawat di Yogyakarta pada 2004 silam.




Balmon Yogyakarta saat itu melacak komunikasi yang mengganggu penerbangan pesawat selama sebulan. Lokasinya ternyata berada jauh di daerah Gunung Kidul yaitu di Klayen di antara Semin dan Karangmojo. Yang membuat Balmon makin kaget, ternyata rangkaian alat komuniasi itu buatan 4 siswa SD.

"Penerbangan bukan hanya mengeluh. ATC saat komunikasi dengan pilot nggak bisa masuk. Yang masuk justru suara, 'PR nomor 3 isine opo'," kata Kepala Balmon Kelas I Yogyakarta, Distiawan, di Balmon Kelas 1 Yogyakarta, Jumat (24/8/2018).

Setelah melakukan pelacakan sekitar 4 hari, petugas Balmon akhirnya menemukan lokasinya. Betapa kaget, titik lokasinya saat dilacak dengan alat berada di kandang sapi. 

"Titik ketemunya lha kok di kandang sapi, kaget. Ternyata kamarnya anak-anak itu di balik kandang sapi itu," ceritanya.




Anak-anak SD itu membuat rangkaian alat komunikasi dengan alat sederhana. Karena ketidaktahuan mereka, komunikasi yang dilakukan itu mengganggu penerbangan pesawat. Mereka menggunakan frekuensi yang kosong yang ternyata adalah frekuensi untuk penerbangan. 

"Selama satu bulan, kalau anak-anak itu on air, mengganggu pesawat yang mau mendarat. Pilot mendengar suara, 'PR nomor iki opo'," kata Distiawan.

Alat komunikasi rangkaian anak-anak SD itu dibuat untuk berkomunikasi untuk bertanya soal pekerjaan rumah dari guru di sekolah. Karena lokasi mereka berjauhan sehingga mereka kreatif membuat alat komunikasi. 

Menurutnya, ini adalah pengalaman unik di Balmon Yogyakrta. Cerita ini terjadi tahun 2004 silam di mana saat itu memang belum ada gadget seperti sekarang. 


No comments