Toko Roti di Tasmania Jadi Incaran Penggemar Anime Jepang
Toko Roti di Tasmania Jadi Incaran Penggemar Anime Jepang
DetikGadis - Di musim panas, sebuah toko roti di Ross, kota kecil di Tasmania, biasa dipenuhi ratusan turis Jepang.
Ada tulisan di luar toko roti yang menyebutkan mereka membuat kue vanila terbaik di dunia dan pai scallop khas Tasmania.
Namun tulisan kecil di pintulah yang mengisyaratkan mengapa banyak turis Jepang datang ke sana:
"Banyak yang percaya bahwa Hayao Miyazaki mendapatkan inspirasi menulis Majo no Takkyubkin (Kiki's Delivery Service) di sini."
"Kami tidak tahu apakah hal ini benar. Bagaimana menurut kamu?"'
Kiki's Delivery Service adalah film anime tahun 1989 yang diproduksi rumah animasi Jepang terkenal, Studio Ghibli.
Studio ini pula yang menelorkan film seperti Spirited Away dan My Neighbor Totoro.
Studio Ghibli memiliki banyak penggemar di seluruh dunia, dianggap setara dengan Disney. Dan banyak penggemar film bahkan menilai Ghibli lebih bagus dari Disney.
Kiki's Delivery Service disutradarai salah satu animator besar, Hayao Miyazaki.
AmessageintheRossBakeryguestbook.
Film itu bercerita tentang seorang penyihir manis berusia 13 tahun bernama Kiki. Dia meninggalkan rumah selama setahun, seperti kebiasaan para penyihir muda.
Kini mengenakan pita rambut besar warna merah, bergaun hitam dan mengendarai sapu. Dia akhirnya bekerja di toko roti dan tinggal di lantai atas di ruang loteng bersama kucingnya, Jiji.
Sejak 25 tahun lalu
Sekitar 25 tahun silam, Carl Crosby, pemilik Ross Bakery, untuk pertama kalinya melihat beberapa turis Jepang mendatangi toko roti mereka dengan penuh semangat.
Carl menceritakan kisah tentang penulis cerita tersebut bermula sejak saat itu.
"Mereka menyebut dia tinggal dan mendapatkan inspirasi menulis buku dari toko roti ini. Lalu diadaptasi menjadi film panjang," kata Carl.
Sampai kini, banyak turis datang dengan reaksi yang sama.
"Beberapa dari mereka berdandan dengan pita di rambut, bergaun hitam dan membawa sapu," ujar Carl.
"Banyak di antaranya begitu heboh dan menjerit-jerit," tambahnya.
Ketika ABC mengunjungi toko roti ini Kamis pekan lalu, tidak berapa lama datanglah sejumlah penggemar film Kiki.
Pemilik toko telah menyiapkan ruang tamu di loteng belakang yang meniru ruang loteng yang ditinggali Kiki.
Perpaduan menarik
Dosen ilmu sosial Universitas Tasmania Dr Craig Norris yang meneliti fenomena Kiki menjelaskan, banyak penggemar datang karena termotivasi oleh koneksi toko ini dengan perjuangan Kiki.
"Ini perpaduan menarik antara cerita dalam Kiki's Delivery Service dengan toko roti kecil yang terletak di tempat terpencil ini," jelasnya.
"Mereka mengidentifikasi diri dengan penyihir ini," tambahnya.
"Mereka menemukan tempat perlindungan di tempat terpencil di toko roti kecil ini," jelas Dr Norris.
Menurut dia, suatu tempat yang ditampilkan dalam buku atau film memiliki tantangan tersendiri untuk ditampilkan secara tepat.
"Jika salah melakukannya, misalnya memungut biaya terlalu mahal sehingga Anda terlihat mengeksploitasi hal ini, maka para penggemar akan menentangnya," jelasnya.
Bagi penduduk setempat di Kota Ross, kegembiraan di sekitar toko roti itu tampaknya menjadi kejutan.
Tak ada yang istimewa sebenarnya dari toko roti ini. Sama saja dengan toko roti lainnya di kota-kota kecil Australia.
Toko roti itu sendiri juga tidak memiliki kemiripan mencolok dengan adegan dalam film Kiki, meskipun Carl menyebut dulu tampilannya sangat mirip.
"Sampai mereka memasang lemari pendingin, ada banyak sekali kemiripan," ucapnya.
"Lemari tua yang tak memiliki pendingin, saya melihat gambarnya dan memang sangat mirip," ujar Carl.
No comments