Cerita Sex Terbaru Susu Besar Yang Bergoyang
Cerita Sex Terbaru Susu Besar Yang Bergoyang – Winda adalah seorang guru disebuah SMA di Jakarta, umur sekitar 32tahun, seksi, cantik dan menggairahkan, sudah hampir 8 tahun tdk pernah melakukan hubungan seks lagi.
Saat ia berusia 24 tahun ia ditinggalkan oleh suaminya, suaminya pergi tanpa pesan entah kemana, sejak itu Winda tdk pernah lagi percaya dengan laki-laki, ia merasakan bahwa laki-laki yg mendekatinya hanya sekedar ingin melakukan hubungan sex saja dengan dia.
Kadang-kadang ia merasa butuh akan belaian seorang lelaki, rindu akan sentuhan-sentuhan lelaki, dan memeknya kadang-kadang gatal ingin merasakan lagi sodokan-sodokan penis lelaki, tapi ia merasa takut akan dikecewakan lagi oleh lelaki dan ia tdk mau sakit hati lagi.
Banyak lelaki mencoba untuk mendekatinya, tetapi semuanya berlalu begitu saja tanpa dapat merasakan kehangatan badan Winda, banyak orang berpikir bahwa Winda adalah seorang lesbian.
Winda mempunyai tubuh yg sangat sexy sekali, bentuk tubuhnya sangat bagus, sebagus anak-anak gadis berumuran 18 tahunan, kullitnya kuning langsat dan sangat halus sekali, ukuran branya 36C, bentuk pantat yg indah dan pinggang yg ramping ditambah sepasang kaki yg lenjang, bentuk tubuh Winda adalah impian para lelaki.
Sore hari setelah usai jam sekolah, Winda masih berada diruangan kelas, sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya, tiba-tiba didepan pintu berdiri seorang lelaki, yg ternyata adalah Herman guru olahraga disekolah ini.
Herman terkenal dikalangan para murid wanita karena kegantengannya, dan banyak perempuan yg sudah jatuh dalam pelukan Herman tapi tdk untuk Winda, Winda sama sekali tdk pernah tertarik kepada Herman, Herman berusia sekitar 32 tahun, masih sendiri, bentuk tubuhnya betul-betul atletis.
Herman terkenal dengan penisnya yg besar, biarpun Winda tdk pernah melihat secara langsung tapi ia sering sekali mendengar bahwa Herman mempunyai batang kemaluan yg sangat besar, entah itu dari sesama guru wanita ataupun dari para murid wanita, dan dari cerita mereka Winda tahu bahwa Herman tdk pernah merasa cukup melakukan hubungan seks.
Winda tdk dapat berbohong bahwa lubang senggamanya menjadi basah, saat mendengar cerita dari rekan-rekan gurunya saat mereka melakukan hubungan seks dengan Herman, gairah birahinya bergejolak, lubang senggamanya gatal ingin merasakan sodokan batang kemaluan Herman yg besar.
“Lembur??” tanya Herman, sambil mendekati meja Winda.
“Nampaknya kamu mencintai pekerjaanmu”
“Yeah, “ jawab Winda,
“lagian gak ada alasan pulang cepat, tdk ada yg menungguku juga dirumah,”
“kamu kan tahu, kamu tdk perlu sendirian dirumah, aku kan pernah bilang,” kata Herman ,”kamukan bisa aja bawa teman pulang kerumahmu untuk teman ngobrol”
“Ohh, Herman, kitakan pernah bicarakan hal ini sebelumnya , maaf, aku gak tertarik, ketertarikan aku terhadap lelaki sudah hilang sejak 8 tahun yg lalu, seperti yg pernah aku bilang beberapa kali ke kamu.”
Tapi kali ini Herman telah memutuskan, ia datang dengan persiapan agar dapat merasakan lubang senggama Winda, sehingga Winda tdk dapat menolaknya lagi.
“Baiklah, sebetulnya aku benci untuk mengatakan hal ini, tapi aku khawatir kalau kamu tdk mengajak aku kerumahmu malam ini untuk menikmati dan merasakan tubuhmu yg seksi, terpaksa aku akan melapor kepada Pak Suparman” kata Herman.
Herman menatap mata Winda, tatapan Herman membuat Winda gelisah dan bingung atas kata-kata Herman.
“Apapun maksudmu? Apa yg bisa kamu laporkan tentang aku kepada kepala sekolah,” jawab Winda.
“Hhhmmm, baik,” Herman melanjutkan. “kamu tahu Deni?? Anak yg paling besar disekolah kita, dan salah satu anggota team basket kita, dan yg keluarganya baru saja pindah ke Bandung?”
Winda mengangguk. Anak itu adalah salah satu murid dikelasnya dimana ia menjadi wali kelas.
“Aku tdk mengatakan apa-apa pada saat kejadian itu, karena aku tdk mau terjadi apa-apa pada reputasimu,” kata Herman.
“tapi, Deni cerita padaku bahwa beberapa kali dia pergi denganmu ke hotel, dan ia juga bercerita bagaimana kamu selalu mengkaraoke penisnya dan menelan spermanya saat ia ejakulasi, ia bilang kamu sanggup menelan sperma lebih banyak daripada gadis manapun, dan katanya lagi bahwa kamu sekali dientot oleh penis yg besar.”
Winda terkejut sampai tdk bisa mengucapkan sepatah katapun, Winda menatap Herman dengan tajam, nafasnya memburu, setelah memperoleh ketenangannya kembali,
“Saya tdk pernah melakukan hal itu kepadanya, saya tdk pernah bersetubuh dengan dia ataupun dengan lelaki lain, itu semua hanya kebohongan belaka,” teriak Winda.
“He..he.., saya ragu kamu bisa meyakinkan hal ini kepada kepala sekolah, hhmm, kata-katamu lawan kata-katanya, kamu tahu sendiri kepala sekolah kita. Jika ada saja sedikit skandal didalam sekolahnya terutama ini menygkut guru-guru dibawahnya dengan murid-murid disekolah ini, kamu bisa dipecat kapan saja, Aku benci melaporkan hal ini, tapi nampaknya kamu tdk memberikan banyak pilihan untukku. Sudah pasti kamu tdk akan mengajak aku kerumahmu untuk bermesraan??”
Winda betul-betul terkejut sehingga ia tdk dapat berpikir dengan jernih, ia tahu pak Suparman tdk akan mempercayai perkataan dia.
“Tapi, aku betul-betul tdk melakukan hal itu, Win!!” Winda berkata sambil menangis “Jangan lakukan hal ini padaku, ini akan menghancurkanku, Aku tdk pernah berhubungan seks dengan murid-muridku!”
Herman hanya tersenyum, ia tdk perlu mengatakan apa-apa lagi, Ia tahu Winda sudah ada dalam genggamannya, Winda mulai menangis, bibirnya gemetar.
Tak lama kemudian, Winda mulai bisa menenangkan dirinya, ia keringkan airmatanya dan mengambil nafas dalam-dalam.
“OK, “ kata Winda sambil matanya menatap lantai.
“sekarang maumu apa, saya hisap penismu, atau kamu entot memekku, atau kamu mau jilatin memekku, kamu tinggal bilang saja.”
Herman merasa penisnya mulai bangun, jantungnya berdebar mendengar kata-kata Winda.
“Ok, bagus sekali! Kamu tdk akan menyesal, saya berjanji,” kata Herman dengan gembira, senyumnya terhias diwajah gantengnya, kemudian,
“daripada kita lakukan dirumahmu lebih baik kita lakukan sekarang di ruangan senam, saat sekarang sudah pasti tdk ada orang lagi disana ataupun disekolah,” lanjut Herman.
Winda tahu ruangan senam yg dimaksud, dimana ia pernah menyaksikan saat team senam mereka berlatih, ruangannya cukup besar, lantainya dilapisi oleh matras yg sangat tebal, dan ruangan tersebut kedap suara, jadi suara dalam ruangan itu tdk akan terdengar keluar.
Winda tahu ia bisa berteriak, melenguh dan merintih-rintih sekerasnya dan tdk akan ada yg mendengarkan suara erangan dia, kecuali Herman.
Saat ini, Winda sedikit gugup seperti layaknya seorang anak perawan, lubang senggamanya mulai hangat dan basah, dia mulai terangsang membayangkan lubang senggamanya yg sebentar lagi akan mendapatkan sodokan-sodokan batang penis.
Sesampainya di ruangan senam, Herman mulai melucuti baju Winda satu persatu, setelah Winda telanjang bulat Herman melihat kedua payudara Winda menggelayut dengan indah kedua putingnya mencuat seolah menantang untuk dijilati dan dihisap.
Setelah selesai melucuti pakaian Winda, Herman mulai membuka bajunya juga, saat Herman membuka celana dan Cdnya, jantung Winda berdegup kencang melihat penis Herman yg besar dan sudah tegang, ukurannya hampir 2 kali dari ukuran penis suaminya.
Kemudian Winda merebahkan tubuhnya diatas matras, dan mulai mengangkangkan kakinya, sehingga lubang senggamanya yg berwarna merah muda terlihat oleh Herman dengan jelas, memeknya sudah basah oleh cairan pelumasnya.Herman berlutut didepan memek Winda, tangannya yg kiri mulai mengelus-elus paha Winda sementara yg kanan mengelus-elus belahan memek Winda, jempolnya kemudian mengelus-elus itil Winda.
“Ooohhh!!” Winda merintih.
“Oohh, Win, entot aku sayang, cepat!! Masukkan penismu yg besar itu kedalam memekku!! Aku tdk sabar lagi, dan aku ingin kamu genjot aku dengan keras dan cepat sayang!”
Herman tdk memerlukan lagi pelicin, ia merasakan jari-jari tangannya basah oleh cairan pelumas yg keluar dari memek Winda, memek Winda nampaknya sudah siap untuk diterobos oleh penis Herman, kemudian Herman menyelipkan kepala penisnya dibelahan memek Winda, lalu dengan sekali sentakan yg kuat ia dorong batang penisnya menerobos lubang senggama Winda.
Jlllleepp…. Bleesssss…….
“Eeeaaaghhh!” Winda memekik.
Kedua matanya terbelalak, kepalanya tergeliat kebelakang menekan matras, dan ia mengangkat pantatnya menyambut desakan penis Herman dilubang senggamanya, penis Herman terbenam dalam-dalam di lubang memek Winda, Winda merasakan bahwa lubang memeknya penuh sesak oleh jejalan batang penis Herman.
“Bagaimana?? Kamu sukakan???” Herman bertanya.
“Suka penisku, sayang? Cukup besar buatmu??”
“Ohhh, Herman, penismu luar biasa sekali!” Winda merintih keenakan.
Wajahnya merona merah, nafasnya mulai terengah-engah, penuh dengan nafsu ingin memuaskan dahaga akan kenikmatan seks.
“tekan yg dalam, sayang!! Aku membutuhkan penis besar seperti punyamu ini sedari dulu!”
Herman melakukan permintaan Winda, Herman memeluk tubuh Winda lalu dengan gaya misionari, Herman memulai menggerakkan pinggulnya memaju-mundurkan penisnya didalam lubang senggama Winda dengan cepat dan keras, Herman merasakan lubang senggama Winda semakin basah dan basah saja.
Herman memberikan berlusin-lusin sodokan-sodokan penisnya didalam memek Winda sebelum terdengar suara Winda yg merengek-rengek dan mengerang keenakan.
“Mmmm, ouughh! Enak sekali, sayang,” Winda berbisik.
“entotanmu enak sekali, Ohh, aku suka sekali penismu, aku sekali caramu mengentotku, Ohhh, penismu memenuhi memekku, Oohhh!!”
Bob belum pernah mengentot cewek yg bernafsu sekali seperti Winda, biarpun itu anak gadis yg berhasil ia pikat tdk sepanas dan bernafsu seperti Winda.
Badan Winda bergetar saat merasakan sodokan penis besar Herman di memeknya, perasaan Winda bercampur aduk merasakan kehangatan penis Herman yg sedang mengaduk-aduk lubang senggamanya, Winda kerepotan menahan ledakan-ledakan nafsunya.
Winda melingkarkan kakinya yg lenjang kepinggang Herman dan mengaitkan kedua pergelanganan kakinya, Winda mulai menekan pinggang Herman saat Herman mendorong masuk penisnya, akibatnya membuat penis Herman masuk lebih dalam di lubang senggamanya.
Winda mengerang-erang keenakan setiap sodokan penis besarnya Herman mendorong masuk di lubang senggamanya.
“Terus, sayang, terus, sodok aku dengan penis besarmu itu, Ohhh, sampai memekku penuh dengan semburan spermamu yg hangat,” Winda berteriak memohon-mohon.
“Aku ingin merasakan tembakan spermamu didalam lubang memekku!!.”
Herman semakin mendekatkan tubuhnya, tangannya melingkari tubuh Winda lewat bawah tangan Winda, tubuhnya menekan tubuh halus Winda, penisnya menekan lebih dalam, sangat dalam sekali didalam lubang senggama Winda.
Winda memompa pinggulnya dan meremas tubuh Herman dengan kedua kakinya, dan lubang senggamanya mulai berdenyut-denyut, nafas Winda terengah-engah dan menderu, rintihannya semakin sering terdengar merasakan kenikmatan yg sangat hebat.
Herman memompa penisnya semaki cepat dan hebat didalam memek Winda, membawa Winda semakin mendekati puncak kenikmatannya yg pertama selama 8 tahun ini.
Winda memohon-mohon agar Herman semakin mempercepat sodokan-sodokannya, dan tak lama kemudian tubuhnya menyentak dengan kuat, memeknya memuntahkan lahar puncak kenikmatannya.
“AAAIIEEE!” Winda memekik.
“OHHH, ENTOT AKU SAYANG! ENTOT AKU! ENTOT AKU! ENTOT AKU! YG DALAM!!!”
Winda seperti binatang liar, memeknya sangat basah oleh lender kenikmatannya, Winda merasakan kehangatan memenuhi lubang senggamanya, menyirami penis Herman yg sedang keluar masuk dalam lubang memeknya.
Tubuh Winda menggeliat-geliat dan pinggulnya memutar-mutar diatas matras, Winda merintih dan mengerang keenakan menikmati puncak gairah birahinya yg tercapai, lubang memeknya berdenyut-denyut saat memuntahkan lahar kenikmatannya.
Semua penantian dan kebutuhan akan seks selama 8 tahun telah tercapai saat lubang memeknya berdenyut-denyut dan mencengkram penis Herman.
“Ohhh, kamu hebat sekali, sayang!” she mengerang penuh nafsu.
“kamu sangat hebat sekali!”
“Kamu juga sayang, kamu adalah yg paling hebat dari semua yg pernah aku entot,” Herman mendesah, sambil tetap melanjutkan genjotan-genjotannya, Herman memompa penisnya dengan kuat dan menekan lebih dalam sejauh yg bisa ia lakukan, menggesek-gesek itilnya Winda, dan dinding memek Winda.
Mereka bersetubuh seperti itu dengan waktu yg cukup lama, menikmati manisnya gairah birahi mereka, penis besar Herman semakin basah dan semakin mudah keluar masuk dalam lubang senggama Winda, Herman menikmati betul mengentot memek Winda yg tdk pernah dimasuki penis lelaki lain untuk waktu yg cukup lama.
Herman mencoba untuk menahan agar penisnya tdk cepat-cepat memuntahkan lahar kenikmatannya, sampai ia dapat memberikan beberapa kali kepuasan kepada Winda, Herman tahu Winda bisa beberapa kali mencapai kepuasannya, dan Herman ingin menghemat tenaganya dan memastikan agar Winda bisa mendapatkan kepuasan yg orang lain tdk dapat berikan.
Akhirnya setelah kepuasan pertama Winda mereda, Winda menyarankan agar merubah posisi mereka, dipojokan ruang senam ada bantalan bangku yg dapat distel.
“Aku rebahan di bangku itu, dan kamu bisa menyetel ketinggiannya sesuai dengan keinginanmu,” kata Winda,
“Kemudian kamu berdiri dilantai dan kamu masukkan penismu lagi, aku ingin merasakan penismu yg besar itu, menghujam memekku lebih dalam dan lebih keras lagi!!”
Herman menyukai ide Winda itu, ia tahu dengan posisi itu penisnya bisa lebih dalam masuknya di memek Winda.
Winda merangkak naik keatas bangku, ia mengatur posisi tubuhnya, Herman mengatur posisi meja itu, sehingga posisi pantat Winda lebih tinggi dari posisi kepalanya dan sejajar dengan posisi penisnya saat berdiri, Winda gemetar saar merasakan penis Herman menyentuh kakinya. Ini pasti akan lebih enak lagi, batin Winda.
Herman mengunci posisi bangku yg sudah tepat dan berdiri di satu ujungnya, pantat Winda berada tepat diujung bangku, kedua kaki Winda mengangkang, lubang memeknya terbuka, indah sekali.
Batin Herman bergejolak, Haruskan kujilati dulu memek ini? Tapi ia perhatikan Winda, nampaknya Winda lebih menginginkan kehangatan penisnya, iapun mengambil keputusan untuk mengentot Winda lagi.
Sekarang ini Herman menekuk kaki Winda sehingga lutut Winda hampir menyentuh payudaranya yg besar, Herman memegang pergelangan kaki Winda, kemudian ia mulai mengarahkan penisnya dan mendorongnya masuk kedalam lubang memek Winda, kepala penisnya menyelinap masuk dibelahan memek Winda, dan ia menekan dalam-dalam dilubang memek Winda.
Winda mendesah berat saat merasakan penis Herman mulai menyodok lubang memeknya, bola matanya berputar sehingga yg nampak hanya yg putihnya saja, tubuhnya melenting seperti busur panah, Herman tahu bahwa penisnya masuk lebih dalam dari sebelumnya, dan ini cukup untuk membuat gairah nafsu Winda akan tercapai lagi.
“OK, sayang, buat aku puas lagi,” kata Winda lirih.
“Aku ingin merasakan penismu masuk lebih dalam sampai biji pelermu menyentuh bibir memekku, Aku sekali dientot oleh penismu yg besar dan hangat itu.”
Herman membungkukkan tubuhnya dan mengangkat kedua kaki Winda lalu menaruhnya diatas pundaknya, penisnya yg besar dan panjang masuk lebih dalam lagi sampai jembutnya bersentuhan dengan bibir memek Winda.
Winda dapat merasakan denyutan dan tegangnya penis Herman saat Herman mulai memaju mundurkan penisnya, memeknya berdenyut-denyut kencang penuh gairah.
Herman menyelipkan kedua tangannya dibawah pantat Winda, kemudian Herman mulai meremas-remas kedua bongkahan pantat Winda dengan lembut, Winda menyukai aksi Herman ini, kemudian Herman mengangkat pantat Winda untuk menyambut sodokan penisnya, membuat penisnya masuk lebih dalam lagi di memek Winda.
Kemudian Herman mulai mengentot Winda, pinggul dan pantatnya mulai naik turun dengan cepat, Nampak penisnya yg panjang mulai basah oleh cairan memek Winda dan urat-urat penisnya semakin terlihat.
Herman memompakan penisnya semakin cepat dan cepat kedalam lubang memek Winda, membuat tubuh Winda menggeliat dan menggelinjang menikmati kenikmatan.
Lagi dan lagi tanpa berhenti, Herman terus mengeluar masukkan seluruh batang penisnya yg panjang dan besar itu, membuat tubuh Winda gemetar, membuat memek Winda berdenyut.
Winda mencapai kepuasannya terlebih dahulu, rintihannya terdengar, memeknya berdenyut dengan kencang, hampir bersamaan penis Hermanpun memuntahkan spermanya.
“kita keluar sama-sama, sayang!” Winda merintih-rintih keenakan, dan Winda merasakan penis Hermanpun mulai berdenyut. “tembakkan spermamu didalam memekku, sayang.”
“Ini dia, ini dia, terima spermaku, sayangkut!” Herman mengerang, mukanya memerah saat meraih puncak kenikmatannya.
Tubuh Herman melenting, penisnya ia tekan dalam-dalam di lubang memek Winda, lahar kenikmatan mereka bertemu dilubang senggama Winda, dan membasahi penis Herman.
Herman telah menyetubuhi Winda dengan seluruh kemampuan yg ia punyai, Herman adalah seorang laki-laki jantan yg mempunyai penis yg panjang dan besar, dengan stamina yg bagus, dan Winda tetap merasa kurang puas ia masih menginginkan penis lagi.
Winda sangat bernafsu, gairah birahinya meledak-ledak, ia sangat kelaparan akan sodokan-sodokan penis, Herman menyadari bahwa Winda akan berubah menjadi perempuan yg haus akan seks setelah pengalaman seks hari ini.
Herman tetap membenamkan penisnya didalam lubang memek Winda, menembakkan spermanya sampai tetes terakhir.
Nampaknya Winda susah untuk betul-betul dipuaskan oleh penisnya ini, dan Winda tahu akan hal ini, Winda menyukai dientot oleh Herman, dan Winda ingin sisa malam ini dihabiskan dengan dientot oleh Herman dan dengan berbagai posisi.
Dan mereka melakukan itu, mereka melakukan sampai dini hari, mereka melakukan dengan berbagai posisi, diatas matras dengan Winda diatas Herman, lalu mereka melakukan posisi doggie style. seksigo
Tapi Winda tahu setelah ini ia akan pulang kerumah dan berakhir dengan tidur sendirian diatas tempat tidurnya.
Sekarang setelah merasakan sodokan-sodokan penis lagi, yg pernah atau hampir ia lupakan bagaimana rasanya dientot oleh penis, Winda akan merindukan setiap harinya sodokan-sodokan penis-penis yg besar yg akan memuaskan dia, yg akan membuatnya melayg-layg.
Beberapa hari kemudian setelah kejadian dihari itu, Winda merasakan memeknya mulai gatal ingin merasakan sodokan-sodokan penis lagi. Hari Senin pagi Winda mengajar di jam pertama. Salah satu muridnya Rian yg duduk dibarisan depan, matanya menatap Winda, dan pada saat ia Winda mulai mengajar nampak oleh Winda tonjolan diselangkangannya dibalik celana ketatnya.
Sebelumnya Winda tdk pernah memperhatikan hal ini, tapi sekarang ini Winda sedang membutuhkan penis untuk menyodok-nyodok memeknya, selangkangan Rian seperti magnet untuk mata Winda, Winda membayangkan menarik risletingnya dan menarik keluar penisnya yg sedang tegang itu, menghisap dan mengulum-ngulum sampai mulutnya penuh oleh sperma.
Sangat susah untuk Winda berkonsentrasi dalam mengajar hari ini, bagaimanapun juga akhirnya Winda berhasil melalui semua ini saat bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajarannya telah berakhir, dan Winda juga teringat bahwa Rian adalah anggota dari club fotografi disekolahan dimana Winda menjadi guru pembimbingnya.
“Rian, tunggu sebentar ada yg mau saya bicarakan?” Winda bertanya. “saya ada tugas khusus untuk kamu di ruangan gelap club fotografi malam ini, setelah jam sekolah usai, ini akan sangat berarti buat saya jika kamu bisa melakukannya.”
“Tentu, bisa, bu.” Kata Rian, “orangtuaku sedang pergi keluar kota ada urusan keluarga, jadi aku tdk perlu buru-buru pulang kerumah.”
Winda merasa senang.
“Bagus, jadi saya tunggu sekitar jam 4.”
Sebuah kesempatan batin Winda, jika ia menginginkannya, Aku akan entot dia sampai tengah malam, jika Herman bisa menggunakan ruangan senam, pasti aku juga bisa menggunakan ruangan gelap fotografi.
Winda merasa sedikit khawatir jika pak Suparman mengetahui hal ini, tapi saat ini Winda sedang bernafsu sekali ingin merasakan sodokan penis di memeknya, jadi ia tdk perduli lagi tentang pak Suparman.
Winda sangat membutuhkan penis, dan ia tahu bahwa tdk ada yg menandingi kehangatan penis anak muda seperti Rian.
Seusai jam sekolah, setengah berlari Winda menuju ruangan gelap fotografi, yg lokasinya agak berjauhan dengan bangunan utama sekolah ini. Winda sampai duluan di ruangan tersebut, ia lalu membuka kunci pintu ruangan tersebut, ketika Rian tiba, ia mematikan lampu besar yg ada diruangan itu, ruangan itu sekarang hanya diterangi oleh lampu kecil saja, dimana lampu ini biasanya digunakan pada saat orang sedang mencetak film.
“Ayo masuk, Rian,” kata Winda.
“tdk apa-apa. Saya belum melakukan apapun juga, tapi lebih baik kalau kamu mengunci pintu itu, dan nyalakan lampu diluar jadi tdk orang yg mengganggu saat kita menggunakan ruangan ini.”
Setelah Rian mengunci pintu, Winda tdk membuang waktu lagi, ia segera mengeluarkan sejumlah photo dan roll film dari dalam tasnya.
“Ini betul-betul rahasia, Rian,” kata Winda.
“Apapun yg terjadi didalam ruangan ini, hanya kita berdua saja yg mengetahui hal ini, tdk ada orang lain yg mengetahui kejadian diruangan ini, kamu mengertikan.”
“Iya, bu, sudah pasti.” Kata Rian.
Matanya yg hitam malu-malu menatap Winda, hampir seperti orang alim, dengan melihat ini saja membuat Winda gemetar, Winda membayangkan jika Rian pasti belum pernah melihat kemaluan perempuan, mungkin juga payudara perempuan belum pernah Rian lihat, apalagi melakukan hubungan seks, Winda sangat pasti bahwa Rian masih perjaka.
Winda membatin sungguh aneh bila tdk ada satupun anak gadis disekolah yg mendekati Rian, tapi Winda sadar mungkin karena Rian anak yg pemalu sehingga membuatnya jauh dari anak-anak gadis, tampangnya lumayan cakep, badannya lumayan kekar.
Winda memberikan photo tadi ke Rian, dan terdengar hembusan nafas Rian yg sangat keras, Rian tdk dapat melepaskan pandangannya pada photo itu, dan Winda menunggu sampai Rian melihat semua photo-photo itu.
Semuanya adalah photo-photo telanjang Winda saat berumur 19 tahun.
“Oohh, Bu Winda!!, kenapa ibu perlihatkan photo-photo ini padaku.” Kata Rian tergagap-gagap.
“Apa ini betul-betul ibu??”
“itu semua memang photoku,” Winda berkata lirih dengan mata setengah terpejam, wajahnya sangat dekat sekali dengan wajah Rian, karena sangat dekatnya jika ia julurkan lidahnya ia dapat menjilat telinga Rian.
“Dan aku mau kamu sekarang memotretku, seperti itu, tapi dengan gaya lebih merangsang. Apa kamu bisa lakukan itu? Apa sebelumnya kamu pernah melihat perempuan telanjang??”
Saat ini Winda hampir tdk dapat bernafas dengan normal, nafasnya terengah-engah, payudaranya yg besar terlihat naik turun dengan jelas seirama dengan nafasnya, yg ingin ia lakukan adalah menggenggam penis Rian, yg kelihatan sudah membesar dibalik celananya, tapi ia terpaksa menahan itu semua sampai ia merasa yakin bahwa Rian menginginkan dia, Ia harus yakin betul-betul bahwa Rian tdk akan menolak dia melainkan ingin memasukkan penisnya didalam lubang senggamanya.
“Hhhmmm, aaaku tdk tahu, bu.” Kata Rian tergagap-gagap.
“Aku akan dapat masalah besar jika ada orang yg tahu hal ini.”
“Tdk ada satupun orang yg tahu, lagipula, aku yg akan dapat masalah lebih besar daripada kamu, Bagaimana??” sambil berbicara, Winda mulai melepaskan kancing blusnya satu persatu, setelah blusnya terlepas kedua payudara Winda mencuat menantang untuk dijamah, dengan sengaja Winda menggesekkan payudaranya ketangan Rian.
Rian merasakan penisnya berdenyut dengan kuat, sehingga ia berpikiran penisnya akan memuntahkan sperma dibalik celananya, Rian tdk pernah mengeluarkan spermanya dengan cara lain selain dengan cara mengocoknya sendiri, ia merasa sore ini ia akan mengalami hal yg baru dalam hidupnya.
Jantungnya berdebar dengan kencang, matanya terbelalak menatap kedua payudara Winda yg besar.
“Aku pikir pasti tdk apa-apa, jika ibu mengatakan demikian.” Rian berkata pelan sekali, suaranya nyaris tak terdengar.
Rian sangat bergairah sekali, tapi gairahnya tdk melebihi gairah Winda, Winda seperti terbakar oleh gairah birahinya, Winda sudah tdk sabar untuk melepaskan seluruh bajunya, dan baju Rian juga, dan kemudian mengulum-ngulum penis Rian yg tegang.
Kemudian Winda mulai melepaskan kancing blusnya satu persatu, kemudian Winda melepaskan blusnya yg sudah terbuka, sekarang bagian atas Winda hanya tertutupi oleh BH yg ketat sehingga sebagian payudaranya terpampang di mata Rian, kemudian Winda mendekati Rian dan menempelkan dadanya di dada Rian, digesek-gesekkannya payudaranya yg masih tertutup oleh BH ke dada Rian, Rian bersandar dimeja, kedua tangannya mencengkram pinggiran meja. Winda melihat pancaran nafsu dari kedua bola mata Rian, mulut Rian terbuka dan nafasnya terdengar memburu.
“Rian, kamu maukan mengambil photoku yg tanpa mengenakan sehelai bajupun,” Winda bergumam, dengan mata setengah terpejam sambil menekankan payudaranya kearah muka Rian.
Rian gemetar menahan gairah nafsunya, penisnya semakin menegang, dan ia merasakan tangan Winda berada diselangkangannya, Rian juga merasakan kedua tangan Winda sedang mengusap-ngusap penisnya dari balik celananya dan kadang-kadang meremas-remasnya.
“Ohhh, sayang, kamu sudah bergairah!” Winda mendesah manja.
“Aku belum pernah sebelumnya merasakan penis sebesar dan sekeras ini. Cepat, sayang, aku keluarkan penismu ini yach, kemudian aku buka semua pakaianmu, aku ingin melihat penismu yg kamu sembunyikan, sudah pasti besar sekali punyamu ini, tapi aku ingin sekali merasakannya berada didalam genggamanku dan didalam mulutku.”
Winda membuka rok dan sepatunya, kemudian ia melepaskan celana dalamnya, Rian sangat b ernafsu sekali melihat pemandangan ini, kemudian Rian meraih kedua payudara Winda dan meremas-remasnya, tak lama kedua tangan Rian beralih kepunggung Winda, mencari kait BH Winda dan membukanya, kedua payudara Winda yg besar akhirnya terpampang didepan mata Rian.
Rian tdk mau mengalihkan pandangannya dari kedua bukit kembar Winda, Winda merasakan gairah birahinya semakin memuncak, dengan sekali sentak Winda menarik kepala Rian kearah salah satu payudaranya, Rian membuka mulutnya dan memasukkan puting susu Winda dan mulai menghisap-hisap puting susu Winda yg sudah mulai menegang. Winda merasakan hangatnya mulut Rian dan bibirnya yg basah menjilati dan menghisap-hisap payudaranya.
“Ayo cepat, sayang, aku sudah tdk sabar lagi,” Winda berbisik.
“Cepat entot aku, buka bajumu dan masukkan penismu itu kedalam lubang memekku.”
Dengan tergesa-gesa Rian melucuti pakaiannya, matanya masih memandangi tubuh Winda yg sudah telanjang, Rian ingin cepat-cepat memasukkan penisnya kedalam memek Winda dan mengentotnya seperti yg ia impikan selama ini.
Rian sering melakukan onani sambil membayangkan tubuh Winda, hampir setiap malam ia lakukan itu sebelum ia tidur, dan sekarang ini didepan matanya tubuh Winda telanjang bulat menantikan sodokan penisnya di lubang senggamanya, Rian hampir tdk mempercayai hal ini akan terjadi.
Ketika Rian hanya tinggal mengenakan CD saja, Winda sudah tdk sabar lagi ingin merasakan penis Rian, kemudian Winda menarik CD Rian kebawah, dan setelah itu Winda menyorongkan wajahnya keselangkangan Rian.
Penis Rian sudah sangat tegang dan keras sekali, Winda hampir tdk mempercayai matanya, ia melihat penis Rian lebih besar dari kepunyaan Herman, penis Rian tampak berdiri tegak dengan gagahnya
Jantung Winda berdebar saat ia mulai mengulum-ngulum dan menjilati penis Rian, Winda merasakan hangatnya penis Rian di lidahnya.
“Ohhh, penismu betul-betul besar sekali,”Winda bergumam.
“Malam ini aku akan puas menikmati dientot oleh penismu ini.”
Winda kemudian meraih kursi tanpa sandaran, lalu menyuruh Rian untuk duduk disitu, kemudian ia sendiri berjongkok dihadapan Rian, Winda mendekatkan bibirnya dan mulai menciumi penis Rian, menjilati kepala penisnya, dan mengulum-ngulum penisnya.
Winda tdk mau mengecewakan Rian, bibirnya dengan lembut melingkari batang penis Rian, kemudian Winda mulai memaju mundurkan mulutnya sehingga penis Rian keluar masuk dalam mulutnya, Winda mengocok penis Rian dengan penuh nafsu, memeknya semakin basah karena gairah birahinya.
Rian gemetar penuh nafsu merasakan semua ini, saat merasakan penisnya dijilati dan dikulum-kulum oleh Winda, sementara Winda semakin gencar mengeluar-masukkan penis Rian dimulutnya, kepalanya naik turun dengan cepat, Winda sangat bergairah sekali merasakan penis Rian berdenyut-denyut didalam rongga mulutnya.
Saat Rian melenguh perlahan dan meremas-remas rambut Winda, Winda merasakan denyutan penis Rian semakin cepat, Windapun semakin mempercepat memompa penis Rian dengan mulutnya, saat Winda mendengar Rian melenguh panjang dan penisnya mulai berkedut, tangannya ikut beraksi dengan mulai mengelus-elus kedua biji ***** Rian.
“Ohh, bu.., Aku keluar,” Rian mendesah parau,
“Oohh..Buu..aaakkuu kelluaarr”
Tubuh Rian mengejang, penisnya menyemburkan spermanya didalam kerongkongan Winda, Winda mengimbanginya dengan menghisap penis Rian dengan kuat, menekankan kepalanya kebawah menyambut semburan sperma Rian, tangannya meremas-remas biji ***** Rian dengan halus.
Winda sendiri melenguh dan mendesah saat menghisap penis Rian, penuh dengan nafsu birahinya, penis Rian memenuhi mulut Winda, Winda merasakan sperma Rian yg hangat meleleh dari sela-sela bibirnya karena multunya tdk mampu luapan sperma Rian.
Setelah selesai menghisap penis Rian dan Winda membiarkan Rian untuk beristirahat sebentar kemudian Winda bertukar tempat dengan Rian, kemudian Winda meletakkan kursi itu disudut, lalu ia pun duduk diatas kursi itu, kedua kakinya ia kangkangkan, sehingga memeknya terbuka lebar, bibir memeknya yg berwarna merah muda sudah basah dan siap menerima sodokan penis Rian.
“Masukkan penismu yg besar dan keras itu sayang,” Winda mendesah.
Suaranya terdengar manja dan penuh nafsu birahi, menantikan penis Rian yg besar itu menyodok lubang senggamanya.
“Ayo sayang, berikan aku kepuasan, berikan aku penismu yg panjang dan besar itu,”Rintih Winda.
Rian menatap memek Winda yg berbulu dan basah, Rian masih tdk percaya dengan pemandangan yg ia lihat ini, nafsu birahinya meletup-letup, Rian masih tdk percaya bahwa sekarang ini ia berdiri dihadapan gurunya yg sexy dan sedang memohon-mohon kepada dia untuk segera mengentotnya.
Rian kemudian mendekati Winda, setibanya dihadapan selangkangan Winda yg sudah terbuka, Rian mulai menempelkan kepala penisnya dibelahan memek Winda.
Winda merintih perlahan,” Ohh, Rian, berikan padaku, sayang! Sodokkan penismu yg besar dan panjang itu kedalam memekku, CEPAT,”
Kemudian dengan sebelah tangan Rian menguakkan bibir memek Winda yg basah, tangan yg satunya mengarahkan penisnya kelubang senggama Winda, Rian merasakan kepala penisnya mulai terjepit oleh hangatnya memek Winda, dengan sekali sentakkan kuat Rian mendorong penisnya sehingga terbenam dilubang senggama Winda, Winda sendiri merasakan memeknya penuh sesak oleh jejalan penis Rian, Winda merasakan denyutan penis Rian bersentuhan dengan dinding memeknya, membuat Winda menahan nafas.
“Oh, enak sekali, Rian,”Winda menggumam manja.
“Penismu betul-betul indah, entot aku, sayang, Puaskan aku,”
Winda mengaitkan kedua kakinya dibelakang tubuh Rian, akibatnya tubuh Rian menjadi condong kedepan karena kaitan kaki Winda yg menekan dipinggangnya, Penisnya terbenam dalam-dalam dalam lubang memek Winda, gairah birahi Winda semakin menjadi dengan posisi seperti ini, karena dengan posisi seperti ini penis Rian lebih dalam masuknya dilubang senggamanya, sehingga bulu-bulu mereka bersentuhan.
Rian melingkarkan kedua tangannya ditubuh Winda, Rian memeluk Winda dengan erat dan kedua tanggannya berpegangan dikursi.
Rian merasakan dadanya bersentuhan denga kedua payudara Winda yg besar dan empuk, putingnya sudah mengeras seiring dengan gairah birahi Winda yg semakin meninggi.
Memek Winda semakin basah, dan penis Rian mulai mengaduk-aduk dan keluar masuk dimemek Winda seiring dengan gerakan Rian yg mulai memaju-mundurkan pantatnya, Keluar-Masuk dengan cepat, Rian menggerakkan penisnya yg tegang keluar masuk dalam-dalam dilubang senggama Winda membuat gelora birahi Winda semakin menjadi.
Winda merasakan kenikmatan yg luar biasa dapat dientot oleh anak muda seperti Rian, yg penuh dengan energi anakmuda, dan dengan penisnya yg sangat tegang, mengentotnya sehingga Winda lupa akan siapa dirinya, yg Winda ingat saat ini adalah hentakan penis Rian yg menrobos keluar masuk dilubang senggamanya, memberikan pijatan penuh kenikmatan didinding memeknya.
“kamu membuatku ingin terus dientot selamaya, sayang,” Winda mendesah penuh nafsu.
“Tekan yg dalam penismu, sayang, lebih keras…keras….! Jangan berhenti.”
Saat ini Rian mulai merasakan kenikmatan yg luar biasa, apalagi ini adalah pengalaman pertama baginya, Rian sangat bernafsu dan gugup, merasakan dinding memek Winda yg mencengkram dengan erat batang penisnya.
Penis Rian bertubi-tubi menyodok lubang senggama Winda, menekan lebih dalam, lebih dalam dilubang senggama Winda, membuat Winda rintihan dan lenguhan Winda semakin menjadi, gairah nafsu birahi Winda semakin memuncak.
Winda merasakan hangatnya tubuh Rian dalam dekapannya, penisnya seperti mengebor lubang senggamanya dengan penuh nikmat, menggesek-gesek itilnya sehingga membuat Winda merasakan kenikmatan yg sangat.
Saat ini Winda ingin merasakan penis Rian yg keras dan besar itu mengaduk-aduk lubang senggamanya sampai ia mencapai kepuasan, Winda ingin sekali merasakan semburan hangat sperma Rian didalam lubang senggamanya, Winda ingin merasakan gairah saat mereka mencapai kepuasan bersama, sehingga cairan kenikmatan mereka bersatu dalam satu ledakan birahi pencapaian dari puncak kepuasan mereka.
Tubuh Winda melenting seperti busur panah, pinggulnya terangkat menyambut kedatangan penis Rian, kaki Winda mengait dengan erat pinggang Rian, menekan pinggang Rian seiring dengan dorongan maju Rian, seolah meminta Rian untuk menggenjot penisnya lebih dalam, lebih dalam dilubang memeknya.
“Kamu hebat, sayang, “desah Winda.
“terus, terus, tekan yg dalam penismu itu, sayang, lebih dalam lagi.”
Kemudian Winda merasakan denyutan-denyutan batang penis Rian didinding memeknya, Winda mendengar Rian melenguh-lenguh, Winda tahu saat ini Rian sedang merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, irama genjotannya semakin bertambah cepat, kedua mata Rian tertutup, mulutnya terbuka, kepalanya mendongak, pelukan kaki Winda bertambah erat dipinggang Rian, Winda menggerakkan otot-otot dinding memeknya sehinga Rian merasakan batang penisnya seperti diremas-remas, Rian merintih-rintih ketika ia merasakan remasan-remasan dibatang penisnya, remasan-remasan memek Winda hampir membuat Rian keluar, tapi Rian ingin merasakan lebih lama lagi ngentot memek Winda ini.
“Rasanya aku tdk tahan lagi,” Rian mendesah
“Aku ingin sekali ngentotmu sepanjang malam ini, tapi aku tdk tahan lagi, aku mau keluar,”
Gerakan Rian semakin tdk beraturan mencoba menggapai puncak kenikmatannya, gerakan Rian ini membuat Winda juga mendekati puncak kenikmatannya, Winda diambang pintu kenikmatannya, Windapun merintih-rintih keenakan, pinggul dan pantatnya terangkat menyambut sodokan-sodokan penis Rian.
“Ayo, sayang.”Winda mendesah. “Berikan aku spermamu, entot aku, sayang, tembakkan spermamu didalam memekku, penuhi memekku dengan spermamu, sayang,”
Dan kemudian Rian menembakkan spermanya, membasahi lubang senggama Winda yg sangat basah, spermanya yg hangat menyirami dinding rahim Winda, Winda merasakan memeknya tersiram hangat oleh sperma Rian, gairah birahi Winda semakin bertambah merasakan tembakan sperma Rian didinding rahimnya, semua kehausan birahinya tersiram oleh hangatnya sperma Rian, ketika Winda memuntahkan lahar kenikmatannya juga, seperti pintu bendungan ayng dibuka dengan mendadak, lahar kenikmatannya mengalir deras dari lubang senggamanya, Winda merintih, mendesah dan melenguh menandakan kepuasannya yg tercapai dengan sangat hebat.
“Uunghhh! Ohhh, Rian! Oohhh, Rian! Ohhh, aku cinta kamu, Rian! Penismu betul-betul enak, sayang, Ohhhh, kamu entot memekku, sssayang, aku suka penismu, sayang!,”
Rian betul-betul merasakan keenakan yg sangat hebat, pikirannya melayg-layg, sambil menikmati sisa-sisa terakhir dari persetubuhan ini, sambil perlahan-lahan mengeluar masukkan penisnya dilubang memek Winda yg sedang berkedut-kedut, dia tekan lebih dalam berulang-ulang kali sampai biji pelernya bersentuhan dengan pantat Winda, Rian merasakan sensasi erotis yg luar biasa.
Rian merasakan kedua kakinya seperti terbuat dari karet, kedua kakinya gemetaran, karena gelombang sensasi yg dirasakannya, mereka berdua saling memberikan kenikmatan, indahnya dunia mereka rasakan saat ini yg hanya bisa dicapai oleh nikmatnya persetubuhan, yg akhirnya mereka mencapai kepuasan bersamaan.
“Rian, Rian, Rian” Winda merintih-rintih. “penismu betul-betul enak, Ooohh, kamu membuatku puas, memekku betul-betul puas dientot oleh penismu”
Perlahan-lahan gairah birahi Rian mulai mereda, seiring dengan meredanya tembakan sperma dari penisnya, sementara seluruh batang penisnya terbenam seluruhnya didalam lubang senggama Winda yg sangat basah oleh lender kenikmatan dari kemaluan mereka berdua.
“Hari ini kamu membuat saya menjadi lelaki sutuhnya, Bu Winda,” Rian berkata lirih.
“Aku tdk akan merasa takut lagi terhadap anak perempuan, Aku tdk akan pernah takut lagi untuk ngentot jika aku menginginkannya.”
Winda tertawa
“Yeah, tapi jangan penismu ini kamu berikan pada semua gadis-gadis dikota ini, ingat aku harus mendapatkan penis ini bila pada saatnya aku membutuhkan penismu ini, dan aku rasa aku akan menginginkannya setiap hari.”
Keduanya Nampak sedikit kelelahan setelah mencapai kepuasan mereka, tapi tdk cukup lama mereka kembali lagi bernafsu, untuk bersenggama lagi, rintihan, lenguhan dan desahan mereka kembali terdengar ingin segera mencapai puncak kepuasan dari persetubuhan mereka.
Cukup lama mereka berdua didalam ruangan photography, mereka bersenggama dalam berbagai posisi, sepertinya tdk ada kata lelah untuk mereka dalam menikmati persetubuhan mereka, beberapa kali Winda memberikan sedotan-sedotan dipenis Rian dengan mulutnya dan beberapa kali juga Rian memberikan jilatan-jilatan dimemek Winda dan juga hisapan-hisapan diitil Winda.
Sampai akhirnya mereka puas dan bebenah diri untuk pulang, mereka berdua merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa yg belum pernah mereka alami selama hidup mereka ini. Penis Rian dan memek Winda betul-betul terpuaskan, puas dengan apa yg telah mereka peroleh dari persetubuhan-persetubuhan malam ini.
Suatu hari Winda bertemu dengan temannya Donita, Donita bercerita tentang seorang lelaki yg bernama Rendi, seorang lelaki berusia sekitar 30 tahun, single dan Rendi adalah seorang sales di sebuah perusahaan asuransi.
“Hari itu aku sedang dirumah sendirian,”kata Donita pada Winda.
”kira-kira jam 2 siang, dan tdk ada siapapun dirumah, tiba-tiba kudengar suara bel rumahku berbunyi, kemudian ketika kubuka didepanku berdiri seorang lelaki muda dan gagah, senyumnya begitu hangat.”
Donita berkata pada Winda
“Setelah memperkenalkan dirinya, pada awalnya aku tdk begitu tertarik dengan dirinya setelah mendengar ia dari perusahaan asuransi, tapi senyumnya itu tdk tahan aku dibuatnya, kupandangi dia dari atas sampai kebawah, kulihat postur tubuhnya betul-betul atletis, melihat itu aku merasakan kemaluanku mulai basah dan gatal ingin merasakan sodokan penis, apalagi ketika kulihat diselangkangannya, nampak tonjolan dibalik celananya betul-betul membuatku penasaran. Akhirnya kupersilahkan dia untuk masuk, sampai akhirnya aku terlena dipuaskan oleh penisnya hampir selama 3 jam.”
Gairah birahi Winda bergelora hanya dengan mendengarkan cerita Donita tentang penis Rendi yg besar dan hangat, dalam hatinya Winda membatin ingin juga merasakan sodokan penis Rendi, Winda ingin juga merasakan dientot oleh penis Rendi dan Winda tdk menginginkan penis Rendi dicabut dari lubang memeknya.
Kemudian Winda mulai mengatur strategi untuk mengundang Rendi agar datang kerumahnya berpura-pura tertarik dengan asuransi, Winda menyampaikan hal ini kepada Donita, akhirnya Donita menghubungi Rendi untuk datang kerumah Winda.
Hari itu Winda menunggu kedatangan Rendi dirumahnya, Winda tdk sabar ingin cepat-cepat merasakan penis Rendi mengaduk-aduk lubang senggamanya, yg mulai basah karena membayangkan akan kenikmatan yg bakal ia dapatkan.
Winda mendengar bel pintunya berbunyi, tanpa membuang waktu lama Winda membuka pintunya, dihadapannya berdiri seorang lelaki yg tampan dan gagah, betul kata Donita dengan lelaki ini betul-betul gagah dan menawan hati.
“Selamat Siang,” kata Rendi sambil tersenyum.
Winda langsung merasakan gairah birahinya bergejolak mendengar suara lembut Rendi, lalu Winda mempersilahkan Rendi masuk kedalam, kemudian mereka terlibat pembicaraan, kadang-kadang mereka bercanda.
Tak lama berselang, Winda mengambil keputusan untuk tdk membuang waktu lagi dengan percuma, kemudian Winda tersenyum kepada Rendi, dengan gaya yg menggoda yg mengisyaratkan pada Rendi bahwa dirinya ingin disentuh dan dientot oleh Rendi.
“Kamu suka dengan bentuk badanku,” Winda mulai menggoda.
“Sudah pasti, tubuhmu begitu indah dan sexy,”gumam Rendi, sambil kedua matanya menatap tak berkedip kebelahan payudara Winda.”Aku akan puaskan kamu dengan penisku yg besar ini.”
Rendi tdk membual dengan omongannya itu, Rendi mulai membuka celana dan Cdnya, dan mata Winda terbelalak saat melihat penis Rendi yg besar dan sudah tegang itu, betul-betul besar dan sudah membengkak, panjang dengan kepala penisnya yg mengkilat dan siap untuk menerobos lubang senggamanya.
“Oh, betul-betul besar dan panjang penismu itu,”Winda tersenyum sambil membuka seluruh bajunya, kemudian dengan tubuh yg sudah telanjang Winda beranjak kekamar tidurnya, sesampainya dikamar tidurnya, Winda merebahkan badannya, kedua kakinya ia kangkangkan lebar-lebar, menantikan Rendi untuk menyodokkan penisnya.
Rendi yg mengikutinya dari belakang, melihat tubuh Winda yg sudah telanjang bulat itu mengangkang ditempat tidurnya, nafsu birahinya bertambah.
“Ini penisku, sayang,”kata Rendi.
“Tunggu sampai penisku ini melakukan tugasnya, kamu akan ketagihan dengan penisku saat ia mulai menerobos lubang memekmu, aku akan buat memekmu ketagihan akan genjotan penisku, dan kemudian aku akan entot lubang pantatmu sampai kamu merintih-rintih keenakan”
Winda yg belum pernah mencoba dientot dilubang pantatnya merasa khawatir dan sedikit takut dengan apa yg akan dirasakannya nanti, tapi saat ini Winda sedang memikirkan tentang kenikmatan yg akan diterima oleh memeknya saat penis Rendi menerobos masuk memeknya.
Rendi bergerak mendekati Winda yg sudah mengangkang diatas tempat tidurnya, kepala penisnya yg sudah tegang men yentuh bibir memek Winda yg sudah basah, kemudian Rendi mengarahkan penisnya dengan tangannya dan menyelipkan penisnya dalam lubang memek Winda.
Winda merasakan kepala penis Rendi yg besar menerobos dilubang memeknya, dan Winda merasakan kehangatan menyelimuti memeknya, suaranya mendesah-desah menandakan kenikmatan yg ia rasakan saat penis Rendi mulai menerobos memeknya.
“Ohh, indahnya, sayanng, Oohh..enaknya.” Winda mendesah. “Masukkan yg dalam penismu, aku ingin merasakan penismu menyentuh dinding rahimku.”
Rendi bertumpu dengan kedua tangannya, sementara pinggulnya ia gerakkan kedepan, dengan sekali sentakan kuat penisnya melesak kedalam lubang memek Winda yg sudah basah.
“Uuughhh!” Winda melenguh, tubuhnya melenting seperti busur panah merasakan desakan penis Rendi dilubang memeknya. “Oohh, eenak sekali,,tekan lagi sayang.”
Rendi mulai memompa penisnya, keluar masuk dalam lubang senggama Winda dengan cepat dan penuh tenaga dan betul-betul agresif.
Belum sekalipun ritme goyangan Rendi menjadi pelan, Rendi memang dating untuk mengentot, dan itulah yg dia lakukan. Penisnya yg sudah tegang memenuhi lubang memek Winda sepenuh-penuhnya, dan dengan cara dia menggenjot penisnya itu dilubang senggama Winda membuat lubang memek Winda semakin menjadi basah.
“Kamu betul-betul tahu bagaimana membuatku bernafsu, sayang,” Winda merintih, kedua payudaranya berguncang seiring dengan gerakan Rendi.
“kamu betul-betul hebat, “ Rendi tersenyum dan tetap memompa penisnya keluar masuk lubang memek Winda terus menerus, pinggulnya seperti melayg, naik turun dengan cepat dan kuat, dengan irama yg membuat Winda merasakan dirinya sedang dibawa mendaki kepuncak gunung, puncak kenikmatan bersetubuh yg memang disukai oleh Winda.
Winda melingkarkan kakiknya kebelakang tubuh Rendi, ini adalah cara Winda yg paling Winda sukai saat dientot, karena dengan begini Winda dapat merasakan penis yg sedang mengentotnya akan masuk lebih dalam didalam lubang senggamanya, Winda dapat merasakan sentuhan-sentuhan kepala penis didinding rahimnya, sehingga membuatnya bergetar, sensasi getaran yg ia dapatkan menjalar dari dinding rahimnya, keatas kearah kedua payudaranya.
Winda mulai merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, nafasnya semakin memburu, seluruh tubuhnya mulai bergetar penuh nafsu ingin dipuaskan.
“Lelaki ini betul-betul hebat,” batin Winda.
“Ia mengentotku seperti orang gila! Dan ia mempunyai penis yg sangat luar biasa dan irama genjotannya tdk pernah melemah sedikitpun” Winda merasakan penis Rendi yg besar dan panjang keluar masuk dilubang memeknya, memicu gelora birahinya yg terpendam semenjak ia mendengar cerita tentang Rendi dari Donita.
“Memekmu sungguh sempit dan enak, sayang,” Rendi berbisik. “Aku bisa mengentotmu sepanjang malam,”
“Kenapa tdk,”Winda mendesah. “Aku punya waktu untuk itu semua.”
“Pasti akan kulakukan, karena aku tdk ada janji lagi dengan yg lainnya, dan kamu adalah yg paling indah dan sexy dari seluruh wanita yg pernah aku entot.”
Winda tersenyum mendengar itu, dan iapun mulai menggoyangkan pantatnya, dan mengangkat pantatnya saat Rendi mendorong masuk penisnya, sehingga kedua bulu mereka bersentuhan, dan Winda merasakan biji pelernya Rendi menyentuh pantatnya.
Kedua tubuh mereka bergerak dengan erotis, penuh dengan irama nafsu yg menggelora, mereka berdua bekerja sama menggerakkan kemaluan mereka dengan indahnya, kedua bongkahan pantat Winda bersentuhan dengan paha Rendi dan biji ***** Rendi saat Rendi mendorong masuk penisnya dalam lubang memek Winda.
Tubuh Winda mulai berguncang dengan keras, sementara dinding memeknya semakin sering meremas-remas penis Rendi setiap kali Rendi menekan penisnya, keringat mereka mulai mengalir dengan deras.
Mata Winda tertutup rapat, kepalanya mendongak, kepalanya bergoyang kekiri kekanan merasakan gelombang kenikmatan mengalir disekujur tubuhnya, betul-betul nikmat yg ia rasakan membuat memeknya bergairah dan membuat kedua puting susunya mencuat dan mengeras.
Winda merasakan dari cara Rendi mendengus dan melenguh dan dari cara penisnya berdenyut, nampaknya Rendi hampir mendekati puncak kenikmatannya.
Gerakan penisnya tdk terkendali saat keluar masuk dalam lubang memeknya, tangan dan bahu Rendi mulai bergetar, Rendi tdk mengatakan apapun selain mendesah-desah, pikiran Rendi hanya tertumpu pada pencapaian puncak kenikmatannya dan menyemburkan spermanya didalam lubang memek Winda.
“Kamu siap, sayang?” Rendi berbisik, suaranya nyaris tdk terdengar, matanya terpejam, mulutnya terbuka lebar. “kita keluar sama-sama!”
“Ohh..yeah..oohh…yeahh, sayang,”Winda merintih-rintih.
“Aku juga, keluarkan spermamu, sayang.”
Gerakan mereka semakin tergesa-gesa, Rendi memompa penisnya dilubang memek Winda bertambah cepat dan bertambah dalam, tubuh Winda mulai bergetar dengan keras, pantatnya naik turun diatas tempat tidur, seluruh tubuhnya bergerak terus menerus, menginginkan penis Rendi masuk lebih dalam lagi didalam lubang senggamanya.
“Sekarang,”Rendi menggeram. “ Aku keluar…..”
“AKU JUGA, OOHHH..PENISMU NNIKMAT”Winda menjerit keenakan.
“Eegghhh! Ohh. Tekan…entot…tekan…entot aku…ooohhh”
Winda merintih-rintih, matanya mendelik yg nampak hanya putihnya saja, diwajahnya terpancar rona sangat kepuasan, mulutnya terbuka, pipinya merona merah.
Lubang memeknya seperti membara menembakkan lahar kenikmatannya yg meledak-ledak menandakan terpenuhinya hasrat birahinya dan penis Rendi sendiri menembakkan spermanya didalam lubang memek Winda.
Rendi merasakan penisnya diremas-remas seiring dengan kedutan-kedutan memek Winda yg menembakkan lahar kenikmatannya, penisnya berkedut-kedut dan menyentak-nyentak dibarengi dengan mengejangnya urat-urat penisnya mengiringi puncak kenikmatan yg diraihnya, spermanya hangat dan banyak menyirami memek Winda, mengisi seluruh celah lubang memek Winda.
“Ooohhh, aku tdk pernah merasakan kenikmatan ini selama hidupku,” Winda mendesah.
Winda menatap mata Rendi, menyampaikan pesan semua kehangatan dan kenikmatan yg menyelimuti jiwanya saat ini betul-betul sensasi yg erotis sekali bagi dirinya.
Rendi merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa, tubuhnya bergetar dengan keras saat penisnya menembakkan sperma terakhirnya didalam lubang senggama Winda, kemudian perlahan-lahan nafasnya mulai normal, penisnya masih terbenam dalam-dalam di lubang senggama Winda, Rendi merasakan dinding memek Winda berdenyut-denyut perlahan, dan Rendi merasakan penisnya basah dan hangat oleh cairan kenikmatan mereka berdua.
“Kamu, besar, penismu ini indah, kamu.”Winda mendesis.
”Kamu baru saja melakukan apa yg kamu bilang, kamu baru saja memberikan memekku penuh sesak dengan jejalan penismu yg besar.”
“Oh ya, tapi aku belum selesai.”kata Rendi.
“kamu ingatkan? Apa yg aku bilang bahwa aku akan mengentot lubang pantatmu, ayo berputar, aku sangat bernafsu sekali ingin mengentot lubang pantatmu!.”
Winda merasakan gairah birahinya kembali, tapi ia takut, ia membayangkan jika Rendi akan merobek lubang pantatnya. Lubang pantatnya pasti sempit sekali karena ia belum pernah merasakan dientot dilubang pantatnya.
Tetapi Winda penasaran juga, dan penuh dengan gairah birahi untuk mencoba pengalaman yg baru ini.
Windapun membalikkan badannya, Rendi menunggu penuh nafsu, penisnya lebih tegang daripada sebelumnya, Rendi menatap penuh nafsu bongkahan pantat Winda yg montok dan indah, Rendi melihat lipatan lubang pantat Winda berdenyut sangat menantang untuk diterobos oleh penisnya yg sangat tegang ini.
“OK, Rendi, berikan padaku penismu itu.” Winda berkata lembut, tubuhnya sedikit gemetar, sedikit takut akan apa yg terjadi tapi juga penasaran untuk mengetahui bagaimana rasanya saat penis Rendi yg besar dan sangat tegang itu menerobos masuk lubang pantatnya.
“Dengan senang hati, sayang,” Rendi menjawab. “Dengan senang hati, aku akan mengentot lubang pantatmu dengan penisku ini, tahan!!”
Rendi meludahi lubang pantat Winda, lalu menggesek-gesekkan penisnya diludahnya itu, ludahnya melumasi lubang pantat Winda dan kepala penisnya, ini ia lakukan berulang-ulang sampai Rendi merasakan lubang pantat Winda cukup basah, kemudian Rendi menekankan kepala penisnya dilubang pantat Winda dan menyentakkan penisnya kedalam lubang pantat Winda dengan kuat, penisnya yg besar dan panjang terbenam dalam-dalam dilubang pantat Winda.
Rendi merasakan lubang pantat Winda sangat sempit sekali, Winda sendiri berteriak merasakan lubang pantatnya telah tersumpal penuh oleh penis Rendi, tubuhnya melompat maju dan rebah diatas tempat tidur, tapi Rendi sudah mengantisipasi gerakan Winda ini, dengan memegangi pinggul Winda, dan mendorong maju bersamaan dengan tubuh Winda yg rebah diatas tempat tidur, penisnya tetap terbenam didalam lubang pantat Winda, Rendi dapat merasakan otot-otot lubang pantat Winda yg mencengkram kuat batang penisnya saat ia mulai mencoba memaju mundurkan penisnya.
“Oohh, lubang pantatmu betul-betul sempit sekali,” rendi berkata dengan penuh nafsu.
”kamu betul-betul membuatku bergairah kembali,”
Winda tdk begitu merasa bergairah, ia merasakan penis Rendi seolah merobek lubang pantatnya, ia merasakan perih dilubang pantatnya. Winda merasakan sodokan penis Rendi seperti menyentuh isi perutnya.
Setiap Winda bergerak, penis Rendi membuat kesakitan lubang pantatnya, Winda berkeringat dingin merasakan penis Rendi yg menyumpal lubang pantatnya, tapi entah kenapa membangkitkan gairah birahi di memeknya, memeknya berdenyut-bergairah membuat akal sehatnya hilang.
Winda menggigit bantal, Winda merasakan sakit dilubang pantatnya tapi memeknya menjadi bergairah, kemudian ia mencoba untuk sedikit rileks agar lubang pantatnya tdk terlalu mencengkram penis Rendi.
Rendi sendiri sudah sangat bergairah dan bernafsu sekali sehingga ia tdk memperdulikan bahwa Winda sedang kesakitan yg ia pikirkan saat ini adalah memompa penisnya dilubang pantat Winda yg sangat sempit.
Sungguh luarbiasa yg Rendi rasakan saat ini, batang penisnya betul-betul terjepit dengan eratnya oleh lubang pantat Winda.
Rendi menarik tubuh Winda agar menungging, dengan begitu lubang pantatnya akan lebih terbuka, dan ia mulai memompa kembali penisnya dalam-dalam dilubang pantat Winda, dengan gerakan yg teratur.
Penisnya menerjang dan berdenyut dilubang pantat Winda, mencoba memberikan kepuasan dalam persetubuhan kali ini, penisnya merasakan getaran dilubang pantat Winda.
“Ayo, sayang.” Rendi berbisik pelan.
“Aku tdk akan berhenti sampai lubang pantatmu penuh oleh spermaku.”
Dan Rendi memang tdk bercanda, ia mulai bertubi-tubi mengeluar masukkan penisnya dilubang pantat Winda, maju-mundur, dalam dan lebih dalam lagi, memenuhi seluruh celah didalam lubang pantat Winda.
Tapi anehnya setelah beberapa saat, Winda mulai menyukai rasa yg ditimbulkan oleh penis Rendi dilubang pantatnya, Winda mulai merespon sodokan penis Rendi, Winda mulai merasakan enaknya penis Rendi saat keluar masuk dilubang pantatnya.
Winda merasakan penis Rendi menyentuh bagian yg paling dalam dilubang pantatnya, Winda merasakan penis Rendi meluncur lebih dalam dilubang pantatnya, menggesek-gesek bagian-bagian yg membangkitkan gairah birahinya, membuat ia terbakar dalam nafsu dan birahinya.
Susunya mulai bergoyang seirama dengan gerakan Rendi yg memompa penisnya, Winda merasakan nafsu birahinya menggelegak diseluruh tubuhnya, Winda merasakan perutnya seperti diaduk-aduk oleh kehangatan yg menyelimuti gairah birahinya.
“Oohh… eeenaak..belajar darimana kamu mengentot dengan cara seperti ini?”Winda bertanya dengan suara yg mendesah. “Kamu betul-betul tahu caranya mengentot lubang pantat, penismu mulai membangkitkan gairah birahiku.”
“Kamu sukakan.”Rendi bertanya, sambil tetap memompa penisnya.
Rendi memompa Winda seperti ****** yg lagi birahi, dan penisnya semakin terbenam lebih dalam di lubang pantat Winda. Rendi betul-betul menikmati persetubuhannya ini itu terpancar dari wajahnya, dorongan penisnya semakin dalam-dalam memasuki lubang pantatnya, biji pelernya bergoyang bersentuhan dengan bibir kemaluan Winda.
Winda betul-betul sangat bernafsu sekali sekarang ini, penis Rendi betul-betul memberikan kepuasan yg tiada taranya sehingga Winda merasakan getaran yg sangat kuat memenuhi seluruh tubuhnya.
Belum pernah Winda merasakan kenikmatan seperti ini, dari sakit yg ia rasakan tadi berubah menjadi kenikmatan, entotan dilubang pantatnya membuat Winda lebih bergairah darfipada sebelumnya.
Winda mencoba untuk melawan, tapi badannya mulai bergetar tdk terkontrol lagi, Winda merasakan tangannya seperti dari karet, Winda merasakan kegelian yg sangat dikedua kakinya saat biji ***** Rendi yg berbulu menyentuh pahanya, desahan, rintihan dan lenguhan Winda semakin terdengar, pikirannya penuh dengan sensasi kenikmatan, hanya dengan merasakan penis Rendi yg keluar masuk di lubang pantatnya, membuat memeknya menjadi basah, itilnya terasa gatal karena nafsu birahinya.
“Ooohh..aku tak tahan lagi,!”Winda melenguh.
”Aku akan keluar, dan aku ingin merasakan spermamu memenuhi lubang pantatku.”
Rendi melenguh saat menyodokkan penisnya dengan kuat di lubang pantat Winda, Sodokan-sodokan Rendi membawa mereka berdua mendekati puncak kenikmatan dari persetubuhan mereka, Rendi merasakan penisnya berdenyut-denyut bersiap untuk menembakkan spermanya, Winda sendiri merasakan lendir kenikmatannya mulai mengalir keluar dari lubang memeknya, Winda merasakan denyutan penis Rendi didinding lubang pantatnya, detik-detik pencapaian puncak kepuasan seperti inilah yg selalu diinginkan oleh Winda.
“Aiieeee! Aiiee! Ohhhh aku mau kelluaaarrr…!” Winda menjerit, Seluruh badan Winda mengejang dan payudaranya bergoyang seirama dengan sodokan-sodokan penis Rendi, putingnya mengeras bagaikan karet.
“Entot aku yg keras, sayang!” Winda berteriak. “Aku tdk tahan lagi, Ooohhh..penismu membuatku seperti pelacur, tapi aku tdk perduli, terus entot aku yg kuat sayang.!”
Kepala Winda bergerak kekanan kekiri, mulutnya terbuka lebar mengeluarkan suara lenguhan dan desahan, matanya setengah terpejam, mukanya menampakkan kepuasan saat Winda mencapai puncak kenikmatannya.
Dan kemudian Rendi menembakkan spermanya, penisnya semakin mengeras dan mengejut-ngejut, penis Rendi memuntahkan sperma yg banyak dilubang pantat Winda.
Winda mengimbangi dengan menggoyangkan pantatnya, mengedut-ngedutkan otot lubang pantatnya, lubang pantatnya mencengkram dengan erat batang penis Rendi, Winda seperti gila merasakan kenikmatan yg sangat hebat, saat ini Winda merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat saat meraih puncak kenikmatannya yg sangat luar biasa ini, mulutnya mengerang, mendesah dan melenguh.
Akhirnya kedua tubuh insan ini jatuh ditempat tidur saat tetes terakhir lahar kenikmatan mereka menetes dari kemaluan mereka, nafas mereka terdengar tersengal-sengal. Tak lama kemudian tubuh Rendi bergulir dari atas tubuh Winda, terlihat penisnya mengkilat karena cairan sperma bercampur dengan cairan dari pantat Winda, sementara dari lubang pantat Winda terlihat sperma Rendi mulai mengalir perlahan menuju ke Memeknya yg saat itu juga sedang mengalir cairan kenikmatannya, cairan kenikmatan mereka bercampur dan mulai menetes keatas tempat tidur.
No comments