Kisah Pria Jepang yang Pingsan Usai Selamatkan 20 Korban Banjir Menuai Pujian Dari Netizen.
Kisah Pria Jepang yang Pingsan Usai Selamatkan 20 Korban Banjir Menuai Pujian Dari Netizen.
DetikGadis - Seorang pemuda Jepang mampu menyelamatkan 20 korban banjir di Mabi, Kurashiki, dengan menggunakan perahu karet kecil miliknya. Pemuda Jepang ini melakukan penyelamatan seorang diri hingga dia jatuh pingsan di atas perahunya.
Seperti dilansir Channel News Asia, Senin (16/7/2018), semuanya berawal saat Hiroshi Nomura sedang duduk di dalam mobilnya di bukit setempat saat hujan lebat turun. Dia sibuk menonton live streaming Piala Dunia 2018.
Hiroshi dan keluarganya telah mendapat peringatan dini soal potensi terjadinya banjir, namun mereka memutuskan untuk tidak mengungsi. Hiroshi sendiri memutuskan menyelamatkan mobil keluarga mereka dengan membawanya ke bukit setempat untuk menghindari banjir. Keesokan paginya, 7 Juli, Hiroshi merasa khawatir karena tidak mendapat kabar dari orangtuanya. Saat itu hujan lebat terus mengguyur.
"Pagi hari tiba dan saya tidak mendapat pesan apapun dari orangtua saya jadi saya mencoba kembali ke rumah tapi saya hanya bisa melihat atap-atap rumah (di tengah genangan banjir)," ucap pemuda berusia 31 tahun ini. "Tidak baik berpikir seperti itu, tapi melihat situasinya, saya mencoba untuk bersiap menghadapi kenyataan (mereka tewas)," imbuhnya.
Hiroshi menyadari dirinya membawa sebuah perahu karet berukuran kecil di dalam mobilnya. Perahu karet itu biasa digunakan untuk memancing bersama teman-temannya. Tanpa membawa pompa, Hiroshi berlari ke pom bensin terdekat dan mengisi perahu karet itu dengan udara.
"Setelah saya naik ke atas perahu karet saya segera kembali ke rumah saya, tapi ada sebuah kabel listrik menjuntai ke air di depan saya dan saya melihat banyak barang dari rumah-rumah yang mengapung. Sungguh sulit untuk bergerak ke sana. Saya harus mengendalikannya dan menghindari hambatan-hambatan ini," tutur Hiroshi.
"Ketika saya sampai di rumah saya, saya berteriak memanggil ibu saya -- tapi tidak ada yang menjawab," imbuhnya.
Saat hendak memecahkan jendela rumahnya untuk masuk ke dalam, ayah Hiroshi meneleponnya dan memberitahu bahwa keluarganya termasuk kakek-nenek Hiroshi, sudah diselamatkan ke tempat aman. Hiroshi merasa lega, namun misi penyelamatan yang dilakukannya sendirian baru dimulai.
"Saya melihat ada banyak orang di atap rumah dan mereka melambaikan tangan dari jendela lantai atas dan ketinggian air (banjir) sudah mencapai bahu mereka. Ketika saya melihat mereka, saya merasa bahwa saya harus membantu mereka. Jadi saya mulai menyelamatkan mereka," sebutnya.
Selama lima jam, Hiroshi dengan perahu karetnya bolak-balik menyelamatkan warga yang terjebak banjir Jepang. Dia mendayung perahu karetnya seorang diri di tengah genangan banjir yang semakin tinggi. Pertama, Hiroshi menyelamatkan anak-anak dan warga lanjut usia.
"Saya memberi tahu yang lain yang dalam kondisi baik-baik, bahwa saya akan segera kembali," ujarnya.
Tanpa disadari, kondisi Hiroshi mulai melemah dan akhirnya tidak bisa kembali ke warga yang ingin dia selamatkan. Wajah Hiroshi mulai mati rasa dan tubuhnya gemetar hingga akhirnya dia ambruk di atas perahu karetnya. Hiroshi dan perahunya hanyut terbawa arus banjir yang deras.
"Beberapa orang di atap melihat saya tergeletak di dalam perahu dan mereka melompat ke dalam air untuk membantu mendayung dan membawa saya kembali ke tepi. Mungkin seseorang memanggil ambulans dan sejak saat itu saya tidak ingat apapun. Saya baru sadarkan diri ketika saya ada di rumah sakit," sebutnya.
Keluarga dan teman-teman Hiroshi menyebut dia telah mengevakuasi 20 orang yang terjebak banjir. Dia pun dijuluki pahlawan. Namun Hiroshi merasa julukan itu berlebihan. "Memanggil saya pahlawan sungguh berlebihan. Saya tidak berpikir saya seorang pahlawan, saya hanya kebetulan memiliki perahu di dalam mobil saya dan saya ada di sana, jadi saya pikir semua orang akan melakukan hal yang sama dalam situasi itu," ucapnya.
No comments