Mahasiswi yang Tewas Tenggelam di Jerman Dikenal Jago Renang
Mahasiswi yang Tewas Tenggelam di Jerman Dikenal Jago Renang
DetikGadis - Kabar tentang meninggalnya Shinta Putri Dina Pertiwi, mahasiswi asal Kota Malang di Danau Trebgaster, Bavaria, Jerman tak pelak mengejutkan pihak keluarga.
Padahal seperti dituturkan ibunda Shinta, Umi Salamah, putrinya memiliki hobi berenang.
Bahkan Umi mengetahui jika Shinta sempat berkunjung ke beberapa negara di Eropa untuk menyalurkan hobinya itu. Menurut Umi, orang Eropa biasa berenang di danau ataupun sungai.
"Jadi kemarin pas kegiatan summer school, kegiatan diikuti sesuai hobi masing-masing. Shinta berenang bersama temannya asal Maroko, tapi setelah dua jam tak ditemukan lagi. Dicari-cari melalui pengeras suara juga tak muncul, kemudian temannya lapor polisi dan dilakukan pencarian," beber Umi saat ditemui Wartawan di kediamannya, Selasa (14/8/2018).
Ibu tiga anak ini menambahkan, ketika ditemukan, Shinta berada di sekitar pulau kecil yang berada di ujung danau. Jaraknya sekitar 30 meter dari titik awal putrinya mulai berenang.
"Danaunya cukup luas, ada pulau kecil di ujungnya. Shinta ditemukan di sekitar situ," tambah Umi.
Terkait putri keduanya itu, Umi menceritakan bahwa beasiswa sekolah di Jerman diperoleh Shinta tanpa bantuan siapapun. Kala itu, ia dan suaminya sudah menyarankan agar Shinta berkuliah di Malang saja. Namun Shinta bergeming.
Bahkan ia sudah menunjukkan prestasinya sejak pertama kali berkuliah di Universitas Bayreuth, Jerman. "Saat masuk pertama ada tes kemampuan bahasa Jerman. Shinta mampu menyelesaikan hanya dengan 1 semester," terang istri dari Agus Salim, guru salah satu SMA negeri di Kota Malang ini.
Dikisahkan Umi, Shinta sudah lima tahun menempuh pendidikan di kampus yang terletak di Bayreuth, Bavaria tersebut. Untuk saat ini, Shinta sebenarnya tengah menyelesaikan tesis dari jurusan Kedokteran Forensik yang dipilihnya. Rencananya, Shinta akan menyempatkan diri untuk pulang ke Tanah Air sebelum melanjutkan kuliahnya.
Kuliah sudah lima tahun ini, karena disana (Jerman) kuliah S1 selesai lima tahun seperti S2 disini. Desember nanti selesai dan Shinta pulang. Tapi rencananya kuliah di Jerman sampai S3," ungkap warga Jalan Bandulan 12, Sukun, Kota Malang ini.
Selama di Jerman, dara berusia 24 tahun ini juga dikenal aktif di PPI (Persatuan Pelajar Indonesia). Untuk itu ketika kabar kepulangan jenazah Shinta sempat terbentur biaya tersebar, teman-temannya di PPI bersemangat membantu proses penggalangan dana.
Untuk saat ini, menurut Umi, proses otopsi jenazah Shinta telah selesai dilakukan. Rencananya jenazah Shinta akan disemayamkan terlebih dahulu di Frankrut, Jerman, untuk disalatkan sebelum bertolak menuju Tanah Air.
"Kalau jadi berangkat Rabu, ya Kamis tiba disini," tutupnya.
No comments