Breaking News

Cerita Sex Terbaru Pacarku Yang Mencari Kenikmatan Di Ranjang


Cerita Sex Terbaru Pacarku Yang Mencari Kenikmatan Di Ranjang

Cerita Sex Terbaru Pacarku Yang Mencari Kenikmatan Di Ranjang – Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yg terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aqu dikawani Pak Irfan, kepala IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aqu makan siang hanya dgn Lia, sekretarisku, untuk lalu dilanjutkan dgn acara istirahat siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aqu pergi, Pak Irfan ingin bertemu untuk membicarakan project komputerisasi, sehingga aqu ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.

Aqu dan Pak Irfan berbincang-bincang mengenai project implementasi software dan juga tambahan hardware yg diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yg lama, yg sudah tak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yg terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kami berdua.

Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yg kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Shinta.

“Hallo Pak Burhan. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.
“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.
“He.. He.. lagi gag bisa ngomong ya Pak” Shinta menggoda.
“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataqu sambil menutup pembicaraan.
“Dari klien” kataqu.

Aqu sangat hati-hati tak mau affairku dgn Shinta tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Anjay, suami Shinta, adalah kepala keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Anjay ini sedang aqu kirim training ke Singapore, sehingga aqu bisa leluasa menikmati isterinya.

Sesudah menikmati makan siang, aqu berkata pada Lia bahwa aqu akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aqu minta supaya aqu tak diganggu kecuali kalo ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aqu langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai isteri orang he.. He..

Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aqu di rumah Shinta. Hari sudah menjelang sore. Baygkan saja, sudah beberapa jam aqu di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayganku, dan memencet bel rumahnya. Shinta sendiri yg membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.

“Aih.. Pak Burhan kok lama sih” katanya.
“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga gag ada” candaqu.
“Bisa aja Pak Burhan..” jawab Shinta sambil tertawa kecil.

Dia terlihat cantik dgn baju “you can see” nya yg memperlihatkan lengannya yg mulus. Payudaranya terlihat semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aqu remas dan hisap sementara suaminya aqu “asingkan” di negeri tetangga.

Kamipun masuk ke dalam rumah dan aqu langsung duduk di kursi ruang keluarganya. Shinta menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaqu. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagaqupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Shinta yg cantik, dahagaqu yg lainpun muncul. Aqu masih bernafsu melihat Shinta, meskipun telah lima hari berturut-turut aqu sebadani dia.

Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aqu akan membuka bajunya, dia menahanku.

“Pak.. Shinta ada hadiah nih untuk bapak”
“Apaan nih?” jawabku senang.
“Ini ada kawan Shinta yg mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”

Lalu dia bercerita kalo dia berkenalan dgn seorang wanita, Sishie, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Sishie menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.

“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yg sebesar punya Pak Burhan” kata Shinta sambil meraba-raba kemaluanku.
“Saya sih OK saja” jawabku riang.
“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Burhan suamiku” kata Shinta sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.

Aqu dan Shinta lalu meluncur menuju rumah Sishie di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yg luas. Seorang satpam terlihat membukakan pintu garasi. Shintapun menjelaskan kalo kami sudah ada janji dgn majikannya. Sishie menyambut kami dgn ramah.




“Ini perkenalkan suami saya”

Seorang laki-laki paruh baya dgn kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Herman, seorang pengusaha properti yg sukses. Shintapun memperkenalkan diriku pada mereka.

Aqu kagum pada rumah mereka yg sangat luas. Dgn perabot-perabot yg mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yg tergantung di dinding. Baygkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aqu saja kagum melihat rumahnya yg sangat wah itu.

Tetapi aqu lebih kagum melihat Sishie. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yg putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalo dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu badannya terlihat seksi sekali dgn payudara yg besar dan bentuk badan yg padat. Sekilas mengingatkan aqu pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.

Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yg disediakan. Ditengah makan malam itu, Shinta pamit untuk ke toilet. Dgn matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.

“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Shinta berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
“Kenapa?” tanyaqu.
“Habisnya Shinta gag nafsu lihat Pak Herman itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.

Aqu tertawa geli dalam hati. Tetapi aqu tentu saja tak menyetujui permintaan Shinta. Aqu sudah ingin menikmati isteri Pak Herman yg cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Shinta untuk kembali ke ruang makan.

Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil melihat film dewasa untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang wanita pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat terlihat Sishie melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu terlihat ketaqutan sambil meminta maaf berkali-kali.

Adegan di TV terlihat semakin hot saja. Terlihat Pak Herman mulai mengeraygi badan Shinta di kursi seberang. Sedangkan Shinta terlihat ogah-ogahan melayaninya.

“Sebentar Pak.. Shinta mau lihat filmnya dulu”

Aqu tersenyum mendengar alasan Shinta ini. Sementara itu Sishie minta ijin ke dapur sebentar. Aqupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aqu tak perlu lihat yg seperti ini, mengingat badan Sishie sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama aqupun merasa ingin buang air kecil, sehingga aqupun pamitan ke belakang.

Setelah dari toilet, aqu berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Sishie sedang berkacak pinggang memarahi wanita kecil pembantunya tadi.

“Ampun Nyah.. Sri gag sengaja” si wanita kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Sishie yg cantik itu.
“Gag sengaja gag sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Sishie.
“Gajimu aqu potong. Biar tau rasa kamu..”

Si wanita kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Sishie menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalo wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aqu kasihan juga melihat si wanita pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Sishie yg sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.

“Dasar bedinde.. Verveillen!!” Sishie masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dgn badan yg putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Sishie berdiri di depan pembantunya yg kecil dan hitam.
“Ampun Nyah.. Gag akan lagi Nyah..”
“Oh Pak Burhan..” kata Sishie ketika sadar aqu berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
“Sedang sibuk ya?” godaqu.
“Iya nih sedang kasih pelajaran ike punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.
“Yuk kita balik” lanjutnya.

Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Shinta masih memelihat adegan di layar sementara Pak Herman mengelus-elus pahanya. Aqu dan Sishiepun langsung berciuman begitu duduk di kursi. Aqu melaqukan “french kiss” dan Sishiepun menyambut penuh gairah.

Kutelusuri lehernya yg jenjang sambil tanganku meremas payudaranya yg membusung padat. Sishiepun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia lalu jongkok di depanku yg masih duduk di kursi, sambil membuka celanaqu. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Lalu disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.

“Oh..my god.. Bener kata Shinta.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.

Lalu dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dgn tangannya yg halus. Tingkah laqunya seperti anak kecil yg baru mendapat mainan baru.

Kemaluankupun mulai dihisap mulut Sishie dgn raqus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Sishie mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yg sedang memakan sesuatu yg sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yg hitam dan diikat ke belakang itu.

Sambil menikmati permainan oral Sishie, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Shinta. Terlihat Shinta mengocok kemaluan Pak Herman dgn cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Herman saat dia mencapai klimaksnya. Shintapun lalu meninggalkan Pak Herman, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

Sementara itu Sishie masih dgn bernafsu menikmati kemaluanku yg besar. Memang kalo kubandingkan dgn kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami klimaks, terlihat kemaluan Pak Herman sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yg buncit itu. Tak heran bila isterinya sangat menikmati kemaluanku.

Tak lama Shintapun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Sishie masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di gagang kemaluanku. Shinta duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan pentil dadaqupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik isteri orang ini. Seorang di atas yg lainnya di bawah. Sementara Pak Herman terlihat menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yg sudah loyo.

Kuangkat baju Shinta dan juga BHnya, sehingga payudaranya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati pentilnya. Sementara tanganku yg satu meremas payudaranya yg lain. Sementara Sishie masih mengulum dan menjilati kemaluanku.




Setelah puas bermain dgn kemaluanku, Sishie lalu berdiri. Dia lalu melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yg masih melekat di badannya. Payudaranya besar dan padat menjulang, dgn pentil yg kecil berwarna merah muda. Aqu terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi payudara Shinta. Sishie lalu menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dgn bergairah.

“Ayo isap susu ike ” pintanya sambil menyorongkan payudara sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam payudaranya yg kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Sishiepun mengerang kenikmatan.

Setelah itu, dia kembali berdiri dan lalu berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yg berambut tipis itu. Kamipun bersebadan dgn badannya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yg masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik badannya agak kebelakang sehingga aqu dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yg cantik itu.

“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Sishie setiap kali aqu menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aqu terus menyebadaninya sambil meremas-remas payudaranya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yg mulus.

Sementara itu Shinta bersimpuh di ujung kursi sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aqu sedang menyebadani Sishie. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Sishie untuk lalu dikulumnya. Setelah itu Shinta memasukkan kembali kemaluanku ke dalam lubang surga Sishie.

Setelah beberapa menit, aqu berdiri dan kuminta Sishie untuk menungging di kursi. Aqu ingin menggenjot dia dari belakang. Kusebadani dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan payudaranya yg besar bergoyg-goyg menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Shinta yg dgn lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyebadani dua wanita cantik ini.

“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Sishie menahan rasa nikmat yg menjalari badannya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.

Sementara Pak Herman rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Shinta dan ditariknya menuju kursi yg lain di ruangan itu. Shintapun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aqu bisa menikmati isterinya sedangkan Pak Herman bisa menikmati “isteriku”.

Sementara itu, aqu masih menggenjot Sishie secara doggy-style. Sesekali kuremas payudaranya yg berayun-ayun akibat dorongan badanku. Kulihat Pak Herman terlihat bernafsu sekali menyebadani Shinta dgn gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Herman. Rupanya dia sudah mencapai klimaks yg kedua kalinya.

Shintapun terlihat kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aqu masih menyebadani Sishie dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusebadani dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan payudaranya, sambil terus kugenjot vaginanya yg sempit itu.

“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Sishie terus meracau kenikmatan.

Tak lamapun badannya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Aqupun sudah hampir klimaks. Aqu berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aqu lirik ke arah Pak Herman, dia sedang memperhatikan isterinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Sishie dgn tangan kiriku, dan aqu berkacak pinggang dgn tangan kananku.

Tak lama aqupun menyemburkan cairan ejaqulasiku ke mulut Sishie. Diapun menelan spermaqu itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.

“Thanks Burhan.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaqu di dadanya.
“No problem Sishie.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.

Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yg disediakan. Kamipun berjanji untuk melaqukannya lagi dalam waktu dekat.

Dalam perjalanan pulang, Shinta terlihat kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Aqupun tak begitu menghiraukannya karena aqu sangat puas dgn pengalamanku tadi. Aqupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.

“We’re in this love together..”
“Kenapa sih sayg?” tanyaqu ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
“Pokoknya Shinta gag mau lagi deh” katanya.
“Habis Shinta gag suka sama Pak Herman. Udah gitu mainnya cepet banget. Shinta nanggung nih.”

Aqupun tertawa geli mendengarnya.

“Kok ketawa sih Pak Burhan.. Ayo.. Tolongin Shinta dong.. Shinta belum puas.. Tadi Shinta horny banget lihat bapak sama Sishie make love” rengeknya.
“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.
“Ah.. Pak Burhan jahat..” kata Shinta merengut manja.
“Besok khan masih ada sayg” hiburku.
“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
“OK so pasti deh.. Bye”

Sebenarnya aqu tak ada janji dgn siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aqu segan memakai Shinta setelah dia disebadani Pak Herman tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aqu akan menikmatinya kembali, karena Pak Anjay toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.

Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aqu masih dapat melihat film bagus taygan HBO di TV nanti.



No comments